KOMPAS.com – Sejarah demonstrasi dan pawai buruh setiap “May Day” alias Hari Buruh pada 1 Mei, jamak dikaitkan dengan paham komunisme, bahkan negara komunis.
Terlebih lagi, ada lagu “The Internationale” yang seolah jadi tembang wajib setiap gerakan buruh, termasuk peringatan “May Day”.
Lalu, betulkah sejarah peringatan Hari Buruh ini berawal dari negara berhaluan komunis? Apakah perjuangan buruh juga hanya berurusan dengan pekerjaan kasar?
Ternyata salah, saudara-saudara...
Eric Chase dalam tulisannya yang dimuat di situs web Industrial Workers of The World (IWW) pada 1993, meringkaskan asal-usul “May Day” ini.
“Amerika banget!” tulis Chase dalam terjemahan bebasnya, soal awal mula Hari Buruh.
Semua bermula pada abad ke-19, tepatnya pada 1860. Itu pun, arak-arakan dan demonstrasi buruh dalam skala besar, yang lalu jadi tonggak peringatan May Day, tercatat baru berlangsung pada 1886.
Tuntutan utama yang didesakkan lewat aksi mogok massal para buruh dan pekerja saat itu di sana adalah pemangkasan waktu kerja.
Mereka meminta jam kerja per hari dikurangi menjadi 8 jam, dari semula jamak melebihi 10 jam bahkan ada yang sampai 16 jam.
Robinson Gamar Aliansi Buruh Bali gelas aksi 1 Mei di depan kantor Gubernur Bali
Adalah pertemuan para buruh dari berbagai negara dan industri pada 1884 yang memutuskan tenggat waktu 1 Mei 1886 sebagai batas maksimal pemberlakuan pembatasan jam kerja menjadi 8 jam per hari.
Lokasinya? Chicago. Bukan “Cijantung Kampung Gue” ya.
Beneran Chicago di Amerika Serikat. Kota ini menjadi tuan rumah pertemuan pada 1884 dan juga pusat dari gerakan buruh pada 1886.
Nah, kaitannya sama komunisme dan paham-paham “kiri” lainnya, bisa jadi adalah momentum saja. Pada era itu, pemikiran berbau sosialisme memang sedang naik daun.
Perlawanan terhadap sistem kelas terutama antara pekerja dan pemilik modal lagi santer-santernya.
Omong-omong soal “Internationale”, lagi-lagi lagu ini juga ternyata tak lahir dari tanah negara-negara penganut paham komunisme. Penulisnya pun bukan orang sana.
Merujuk situs web
www.marxists.org, lagu ini
ditulis pada 1871 oleh orang Perancis! Lirik lagu tersebut ditulis di Paris, Perancis, saat si penulisnya hendak terbang ke London, Inggris.
Kembali ke aksi pada 1886, sejarah mencatat lebih dari 100.000 pekerja turun ke jalan memperjuangkan pemangkasan waktu kerja dan perbaikan faktor keselamatan kerja.
Aksi tak hanya berlangsung satu hari, tetapi dijadwalkan selama sepekan sesuai keputusan pertemuan pada 1884. Sayangnya, bentrok besar terjadi pada 3 Mei 1886, antara massa aksi dan polisi. Kericuhan besar inilah yang lalu menjadi stigma bahwa aksi buruh pasti rusuh.