Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penembakan Mobil oleh Polisi, Polri Dalami Dugaan Pelat Palsu

Kompas.com - 21/04/2017, 13:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, pengemudi mobil mobil Honda City hitam BG 1488 ON sengaja menghindari razia cipta kondisi di jalan raya daerah Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.

Pengemudi bernama Indra (32) justru mempercepat laju kendaraannya saat diminta berhenti oleh petugas. Berdasarkan pemeriksaan, diketahui Indra tidak memiliki Surat Izin Mengemudi.

"Pengemudi memang sengaja menghindar razia supaya tidak terkena sanksi," ujar Rikwanto di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/4/2017).

Selain tak memiliki SIM, belakangan diketahui pelat nomor yang digunakan palsu. Rikwanto mengatakan, pelat asli mobil tersebut dari wilayah Jakarta (B). Diketahui belakangan bahwa mobil tersebut milik sebuah yayasan di Jakarta.

"Ini yang sedang kami dalami juga kenapa menggunakan pelat mobil tempelan palsu dan mobil tersebut milik siapa sebenarnya," kata Rikwanto.

Rikwanto juga mendalami apakah mobil tersebut hasil curian atau pinjaman. Karena menghindar dari polisi sehingga mencurigakan, maka polisi terpaksa melepaskan tembakan ke arah mobil.

Menurut Rikwanto, polisi mengira pengemudi mobil menghindar karena merupakan pelaku kejahatan. Pasalnya, razia dilakukan di jalur yang kerap terjadi tindak kejahatan begal dan perampokan.

"Jadi asumsi-asumsi yang beredar di aparat keamanan setempat itu jalur ini jalur rawan," kata Rikwanto.

Rikwanto mengimbau masyarakat untuk tidak menghindari polisi jika ada razia. Jika memang surat menyurat tidak lengkap, maka lebih baik berhadapan dengan proses hukum ketimbang mengambil risiko lain.

(Baca juga: Penembakan Mobil Satu Keluarga, Kapolda Sebut Nomor Polisi Sedan Palsu)

Meski begitu, Rikwanto juga menyayangkan langkah yang diambil Brigadir K, polisi yang menembak mobil tersebut.

"Jika ditemukan kesalahan, kelalaian, dan mengakibatkan seseorang terluka atau meninggal dunia ada sanksinya nanti," kata Rikwanto.

(Baca juga: Kontras: Polisi Penembak Mobil Isi Satu Keluarga Langgar Banyak Aturan)

Penembakan dilakukan usai mobil tersebut menerobos razia yang digelar Polres Lubuklinggau di Jalan Lingkar Selatan. Karena mobil tak berhenti, Brigadir K memberondong tembakan 10 kali ke mobil tersebut.

Akibatnya, Surini (55) meninggal dunia karena luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya.

Beberapa anaknya mengalami luka tembak, yakni Diki (29) di bagian punggung, Indra (32) di tangan bagian kiri, Novianti (31) di lengan sebelah kanan dan Dewi Arlina (35) di lengan sebelah kiri.

Cucu Surini, Genta Wicaksono (3) mengalami luka di atas telinga sebelah kiri karena diduga terserempet peluru. Seorang anak lainnya, Galih (6), tidak mengalami luka.

(Baca juga: Ini Kronologi Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga oleh Polisi di Sumsel)

Kompas TV Kronologi Penembakan Mobil Satu Keluarga Oleh Polisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com