Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sepakati Luas Wilayah Survei Kerusakan Terumbu Karang di Raja Ampat

Kompas.com - 20/03/2017, 19:07 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi I bidang Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman Arif Havas Oergoseno mengatakan, pemerintah telah menyepakati luas wilayah survei kerusakan yang terjadi di Raja Ampat dengan pihak asuransi PNI Club di Inggris.

Menurut Havas, tim yang terdiri dari KLHK, KKP, dan Kemenko Maritim sepakat menghitung luar wilayah sebesar 22.060 meter persegi.

Luas wilayah ini dihitung dari titik awal kapal kandas hingga titik terakhir kapal meninggalkan kawasan konservasi.

"Itu ada hitungan teknisnya, saya enggak bisa jelaskan ya karena teknis. Tapi kami akan survei di luas wilayah tersebut dengan rata-rata kedalaman tiga sampai enam meter," ujar Havas, saat memberikan keterangan di Gedung Kemenko Maritim, Senin (20/3/2017).

Havas mengatakan, saat ini tim belum bisa menyampaikan jumlah kerugian dan luas kawasan yang rusak, sebab ada beberapa bagian yang belum selesai diperiksa.

(Baca: Ini Foto-foto Terumbu Karang yang Dirusak Kapal Inggris)

Faktor cuaca dan ombak yang tinggi menyebabkan tim kesulitan untuk memeriksa kerusakan di seluruh wilayah.

"Wilayah itu dibagi menjadi 9 transsect, nah 7 trans sect sudah diselesaikan hari minggu kemarin. Karena ombak yang tinggi, 2 trans sect baru bisa diperiksa lagi hari ini," kata dia.

Selain memeriksa luas wilayah kerusakan, tim juga memeriksa dan mengumpulkan bukti terkait terjadinya dugaan tindak pidana.

Tim tersebut berada di bawah koordinasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sementara itu, tim yang berasal dari Institut Pertanian Bogor dan Kementerian Kelautan dan perikanan akan memeriksa dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar.

"Nanti setelah selesai, kami akan memverifikasi luas wilayah kerusakan. Jadi itu next stepnya. Kami harapkan dalam waktu yang tidak lama lagi, semua transsect selesai, kami lakukan perhitungan kerusakan," papar Havas.

(Baca: Kapal Inggris Perusak Terumbu Karang Tawarkan Asuransi, Pemerintah Waspada)

Sebelumnya, diberitakan kapal pesiar MV Caledonian Sky berpenumpang 102 orang menerabas terumbu karang di Raja Ampat itu terjadi pada 4 Maret 2017 lalu.

Kapal hendak mengantarkan wisatawan melakukan pengamatan burung di Waigeo.

Entah apa penyebabnya, kapal itu terjebak di perairan dangkal. Namun, boat menarik kapal itu pada saat air belum pasang sehingga merusak terumbu karang di bawahnya.

Menurut hasil kajian Conservation International, luas yang mengalami kerusakan mencapai 13.500 meter persegi.

Tak hanya luasnya kerusakan terumbu karang yang membuat kejadian ini memprihatinkan tetapi juga bahwa area yang rusak sebenarnya masuk dalam zona inti Kawasan Konservasi Perairan Daerah Selat Dampier.

Kawasan itu memiliki keragaman koral tinggi, menjadi tempat memijah beragam jenis ikan komersial, dan menjadi area ketahanan pangan bagi Raja Ampat dan sekitarnya.

Kawasan Selat Dampier terdapat 50 titik selam ikonik, antara lain blue mangrove, eagle rock, manta point, dan cape kri.

Kompas TV Ribuan Meter Terumbu Karang Rusak Akibat Kapal Tongkang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com