Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Kesulitan Cek Kabar Tewasnya Bahrumsyah

Kompas.com - 17/03/2017, 14:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, pihaknya belum bisa mengonfirmasi kebenaran kabar tewasnya seorang simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia bernama Bahrumsyah.

Polisi juga belum mendapat informasi dari pihak keluarga Bahrumsyah terkait kabar itu.

"Keluarga juga belum ada yang ingin mengatakan kepada kepolisian. Saya cek terakhir belum ada," ujar Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Hingga saat ini, polisi juga belum mendapatkan informasi resmi dari pemerintah setempat maupun Kementerian Luar Negeri RI.

(Baca: Ini Alasan Kemenlu Tak Bisa Konfirmasi Kematian Bahrumsyah)

Terlebih lagi, tak ada atase kepolisian Indonesia di wilayah Suriah, Iran, maupun Turki.

Semestinya, kata Martinus, jika ada masalah warga negara tertentu di wilayah negara lain, otoritas setempat menyampaikan informasi melalui kedutaan besar.

Kedutaan besar kemudian meneruskan informasi itu ke Kementerian Luar Negeri.

"Pemberitahuan itu yang belum ada," kata Martinus.

Polri meminta bantuan kepada atase kepolisian negara terdekat dari negara tempat Bahrumsyah diduga tewas.

Upaya juga dilakukan lewat jaringan Interpol untuk memperoleh informasi yang valid.

(Baca: Polisi Cari Tahu Kabar Tewasnya Simpatisan ISIS Bahrumsyah)

Martinus mengungkapkan Polri juga menemui kendala lantaran Suriah merupakan daerah konflik.

"Sehingga KBRI yang ingin mencari tahu tentu mengalami kesulitan mendapat informasi," kata dia.

Bahrumsyah dikabarkan tewas di Suriah saat hendak melakukan aksi bersama kelompoknya. Ia merupakan salah satu tokoh ISIS di Indonesia yang memiliki peran di sana.

Nama Bahrumsyah sempat mencuat sekitar Agustus 2014 setelah adanya video yang menampilkan kegiatan kelompok ISIS.

Di video itu, ia nampak mengenakan pakaian serba hitam dan sorban hitam. Bahrumsyah pernah menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah.

(Baca: Kisah Awal Pergerakan ISIS di Bekasi, Bahrumsyah Disebut Terlibat)

Ia kemudian bergabung dengan ISIS sekitar tahun 2014. Di Suriah, ada tiga tokoh WNI yang berbaiat kepada ISIS, yakni Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Salim Mubarok alias Abu Jandal.

Mereka meneladani pimpinan Tawhid Waljihad atau Jamaah Ansharut Daulad (JAD), Aman Abdurrahman yang saat ini mendekam di lapas Nusakambangan.

Tiga orang itu menjadi pemegang komando ISIS atas berbagai rencana teror di Indonesia. Bahrumsyah diketahui merupakan penyandang dana teror bom Thamrin, Januari 2016.

Kompas TV Nama tokoh ISIS asal Indonesia, Bahrumsyah alias Abu Muhammad Al Indonesi mulai dikenal saat tahun 2014
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com