Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghormatan Terakhir untuk Seorang Prajurit, Mohammad Ma'ruf

Kompas.com - 11/03/2017, 07:33 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Dalam Negeri Letnan Jenderal TNI (Purn) Mohammad Ma'ruf meninggal dunia pada Kamis (9/3/2017) sekitar pukul 23.58 WIB. Sejak 30 Maret 2007, Ma'ruf dirawat di rumah sakit akibat penyakit jantung dan stroke yang dideritanya.

Ma'ruf mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Advent, Bandung, Jawa Barat. Jenazahnya kemudian disemayamkan di Jalan Parakan Arum Nomor 21, Bandung sebelum diberangkatkan ke Jakarta untuk dikebumikan.

Ma'ruf dimakamkan melalui upacara kemiliteran di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2017).

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bertindak sebagai inspektur upacara. Upacara dimulai sekitar pukul 14.30 WIB yang diawali dengan prosesi perarakan peti jenazah memasuki area pemakaman.

(Baca: Mantan Mendagri Mohammad Ma'ruf Meninggal Dunia)

Peti jenazah yang diselimuti bendera Merah Putih itu dibawa oleh beberapa personel TNI Angkatan Darat dan diiringi barisan pegawai Kementerian Dalam Negeri.

Setelah pembacaan apel persada oleh Wiranto, jenazah Ma'ruf dimakamkan dengan diiringi tembakan salvo sebanyak satu kali oleh lima personel TNI Angkatan Darat. Salvo merupakan prosesi kehormatan dalam acara pemakaman kemiliteran sebagai tanda kehormatan.

Dalam suasana hikmat seluruh orang yang hadir berdiri dan memberikan penghormatan terakhirnya.

Sejumlah petinggi TNI, pejabat dan mantan pejabat pemerintahan hadir dalam upacara tersebut, antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

(Baca: M Ma'ruf Dikenang sebagai Prajurit Berdisiplin Tinggi)

Selain itu, hadir pula Kepala Staf Umum Mabes TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan Ashaf, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono, Pangdam Jaya Mayjen Jaswandi, Mantan Wakil Presiden Boediono, Mantan Menteri Agraria Ferry Mursyidan Baldan dan Mantan Menko Polhukan Agum Gumelar.

Di mata para koleganya, Ma'ruf dikenal sebagai perwira militer dan seorang pejabat negara yang berdisplin tinggi.

Menko Polhukam Wiranto mengatakan, selama masih aktif di militer, Ma'ruf adalah seorang perwira yang berdisiplin tinggi. Ma'ruf memulai dinas kemiliterannya di Angkatan Darat pada tahun 1965.

Sementara Wiranto adalah adik angkatan Ma'ruf yang berada tiga tahun di bawahnya.

"Dia dulu adalah seorang perwira yang disiplin. Saya berada tiga tingkat di bawah dia. Saya berdinas tahun 1968," ujar Wiranto.

(Baca: Sosok Mantan Mendagri Almarhum M Ma'ruf di Mata Wapres Kalla)

Selain itu, Wiranto juga menilai sosok Ma'ruf sebagai sosok pejabat yang konsisten dalam memegang prinsip-prinsip birokrasi saat menjabat Menteri Dalam Negeri. Menurut Wiranto, Ma'ruf selalu mengabdikan diri secara total untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

"Sebagai Mendagri dia selalu konsisten dan disiplin dengan prinsip-prinsip birokrasi. Intinya dia seorang pengabdi yang baik selalu mengabdikan diri secara total untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik," ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat hadir di pemakaman.

Menurut Tjahjo, Ma'ruf berjasa dalam membangun disiplin pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Tjahjo juga menyebut Ma'ruf memiliki andil dalam membangun pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

"Mulai dari Jenderal Basuki Rahmat sampai Pak Ma'ruf kemudian Pak Mardianto semua dari TNI. Saya kira beliau sangat membangun disiplin dan membangun IPDN sebagai bagian dari PNS yang konsisten. Saya kira saya meneruskan apa yang pernah diperbuat oleh Pak Ma'ruf," kata Tjahjo.

Tim sukses SBY-JK

Kenangan dengan Ma'ruf diungkapkan pula oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pertemuan secara intens antara Kalla dan Ma'ruf terjadi pada masa kampanye Pilpres 2004. Saat itu, Ma'ruf menjadi anggota tim sukses (timses) pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla.

Kalla pun menyebut Ma'ruf sebagai salah seorang yang berjasa dalam memenangkan pasangan SBY-JK.

"Pada Pemilu 2004 beliau timses kami dengan Pak SBY. Jadi tentunya kami berterima kasih atas segala jasa beliau kepada bangsa dan negara. Beliau bekerja keras dan juga sangat luar biasa dalam berjuang untuk.kampanye 2004," ucap Kalla.

Mohammad Ma'ruf dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah pada 20 September 1942. Ma'ruf meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak perempuan.

Selama hidupnya Ma'ruf dianugerahi delapan bintang dan tanda jasa, yakni Bintang Maha Putra Adhi Pradana, Bintang Kartika Eka Pakci Nararya, Satya Lencana Kesetiaan 8, 16 dan 24 tahun,  Satya Lencana Seroja.

Selain itu, Satya Lencana Penegak, Satya Lencana Dwidya Sistha, Satya Lencana Dwi Dharma, Brevet Kehormatan Kapal Permukaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Nasional
Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Nasional
PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

Nasional
Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Nasional
Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Nasional
PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

Nasional
Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Nasional
VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

Nasional
La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

Nasional
La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Nasional
Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Nasional
Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Nasional
Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com