Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Algooth Putranto

Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).

Menanti kejutan Putaran Kedua Pilkada DKI

Kompas.com - 23/02/2017, 09:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Jika menengok ke belakang, politik aliran Islam ala Clifford Geertz sempat memudar pada beberapa pemilu presiden dan pilkada DKI kali ini justru kembali diuji dalam Pilkada DKI kali ini. Apakah sosok Ahok mengulang kisah serupa Pemilu 1999 dimana saat itu partai Islam tradisional dan modern di Senayan menyatu dalam bungkus sentimen anti Presiden perempuan.

Sayangnya, saat ini, kita tidak dapat mengesampingkan faktor rasionalisme dan sekularisme yang telah membuat garis pemisah antara islam tradisionalis dan modernis menjadi kabur (Liddle, 2003) apalagi tak sedikit warga Jakarta adalah pemilih rasional sehingga sulit menggarap isu agama dalam bingkai emosional yang kuat tanpa terjadi sebuah momentum khusus.

Fakta lain, kedua paslon yang bertarung kali ini bukanlah kader dari partai-partai yang bertarung, kecuali Djarot Saiful Hidayat. Baik Ahok maupun Anies dan Sandi tidak lahir dari rahim ideologis partai, ketiganya bahkan tak ubahnya joki profesional bagi partai-partai pendukungnya.

Apalagi Jakarta yang diberkahi tingginya tingkat pendidikan dan akses informasi bukanlah pemilih dengan ikatan yang cukup kuat dengan partai. Bahkan cenderung, terjadi degradasi kepercayaan publik terhadap partai yang hasilnya menguatkan politik figur.

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis tahun lalu bahkan menunjukkan bahwa partai politik merupakan lembaga negara yang paling tidak dipercaya masyarakat. Banyak janji, minim realisasi.

Bahkan fakta bahwa munculnya Ahok dan Anies yang notabene bukan orang partai merupakan bentuk respon politisi terhadap tingkat frustasi rakyat yang terus tergerus kepercayaan politiknya terhadap partai politik?

Artinya, jika kemudian kita bicara tentang kemana keberpihakan dukungan partai-partai Islam pendukung Agus –Sylvi seperti PAN, PKB dan PPP versi Romi maka pergerakan di tingkat elite politik tidak secara otomatis mencerminkan preferensi konstituennya.

Lihat saja, perolehan suara para paslon Pilgub DKI yang tidak secara tegas mencerminkan preferensi ideologi partai yang seharusnya relatif mirip dengan cluster politik legislator pemenang dalam Pemilihan Legislatif 2014.

Bahkan, jika paslon Anies-Sandi yang mencitrakan diri sebagai antithesis dari paslon Ahok-Djator tidak hati-hati dalam menjual diri dalam artian jika sebelumnya menjual citra santun lalu tiba-tiba terlalu cerewet melontarkan kritik cenderung fantasi, saya khawatir hal itu justru akan memicu timbulnya snob effect.

Dengan bahasa sangat sederhana snob effect adalah kondisi dimana konsumen akan tertarik untuk membeli produk yang ekslusif dan mahal contoh produk-produk high class yang akan diburu karena mendongkrak gengsi, namun akan dijauhi ketika banting harga.

Dalam kondisi tingkat kepercayaan terhadap parpol yang semakin rendah didukung rasionalitas akibat terbukanya akses informasi terhadap seluruh gerak gerik maupun rekam jejak para paslon, saya percaya putaran kedua Pilgub DKI akan kembali mengejutkan serupa Pemilu 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com