Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN Terus Hambat Penanaman Ganja di Aceh

Kompas.com - 21/02/2017, 15:07 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, pemerintah tengah menggagas program untuk menekan penanaman tanaman ganja di wilayah Aceh.

Menurut Budi, saat ini dunia internasional, Provinsi Aceh sudah dikenal sebagai daerah penghasil ganja. Berdasarkan data BNN, setidaknya ada 482.000 hektar ladang ganja di Provinsi Aceh. Oleh sebab itu, pemerintah akan mendesain satu perubahan pola bercocok tanam masyarakat Aceh agar beralih dari menanam ganja ke jenis tanaman produksi lainnya.

"Kami akan buat program alternatif development. Masyarakat di Aceh perlu diubah pola pemahamannya dan penanamannya. Harus ada solusi penanganan ke depan, bagaimana masyarakat itu tak lagi menanam ganja," ujar pria yang akrab disapa Buwas itu usai menghadiri rapat koordinasi khusus di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2017).

Buwas menuturkan program tersebut akan melibatkan seluruh kementerian dan lembaga terkait.

Pada tahap pertama, pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan menentukan tanaman pengganti yang cocok dengan kondisi tanah di Aceh. Jika sudah berjalan, lanjut Buwas, program tersebut juga akan diterapkan di daerah lain, seperti Papua.

Buwas menyebut belakangan ini Papua sudah mulai menjadi incaran para pemodal sebagai salah satu daerah penghasil ganja.

"Masalah ganja bukan hanya di Aceh. Bahkan sudah merebak di beberapa daerah, termasuk Papua yang sudah memproduksi ganja. Karena itu, dalam rangka bagaimana kita menangani, menekankan produksi ganja. Syukur-syukur bisa menghilangkan tanaman ganja di wilayah Indonesia," ucapnya.

Kompas TV Polisi menggerebek sebuah rumah di Kelurahan Bandar Buat, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (18/2) malam. Dari dalam rumah, petugas mendapati tersangka seorang petugas keamanan berinisial MR tengah dalam pengaruh ganja. Tersangka yang biasa mengedarkan barang ilegal ini tidak dapat berkutik saat digerebek aparat. Dari tangan tersangka, polisi menyita barang bukti tujuh paket ganja kering, dan dua unit telepon seluler.

Buwas berharap dengan adanya program tersebut, masyarakat semakin menyadari dampak buruk dari tanaman ganja sebagai salah satu golongan narkotika.

Dia menjelaskan, peredaran narkotika tidak akan pernah dicegah selama masyarakat belum memahami bahayanya tanaman ganja yang bisa menimbulkam halusinasi dan ketergantungan.

"Kami bukan hanya melakukan penindakan, tapi kita juga harus melakukan upaya pencegahan. Upaya itu dengan mengajak masyarakat untuk paham masalah narkotika, khususnya ganja," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com