1. Prajurit Kopassus yang Hilang Saat Terjun Payung Ditemukan Tewas
Sersan Satu Danang, salah satu prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat yang hilang di perairan Semarang saat latihan terjun payung, akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas. Dia ditemukan oleh warga nelayan di sekitar titik kejadian.
"Korban sudah ditemukan dan dievakuasi oleh tim dari Kopassus," kata juru bicara kantor Basarnas Jawa Tengah, Zulhawary Agustianto, di Semarang, Rabu (8/2/2017) pagi ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Basarnas, Sertu Danang ditemukan pertama kali tewas oleh warga nelayan bernama Tarwo. Seusai melihat jasad seorang yang mengambang di laut, Tarwo lalu memanggil nelayan lain.
Baca berita selengkapnya di sini.
Seekor ikan lungfish asal Australia, yang diyakini sebagai ikan paling tua di dunia, mati di Shedd Aquarium, Chicago, Amerika Serikat.
Ikan yang diberi nama Grandad dengan berat sekitar 11 kilogram itu disuntik mati karena telah kehilangan nafsu makan dan menunjukkan tanda-tanda kegagalan organ tubuh.
Grandad didapat dari sebuah akuarium di kota Sydney pada tahun 1933, kemudian dibawa ke Chicago.
Shedd Aquarium mengatakan, ikan ini telah dilihat lebih dari 104 juta orang sejak hidup di akuarium di Chicago itu.
"Untuk ikan yang menghabiskan sebagian besar waktunya meniru batang kayu, ia telah memicu rasa ingin tahu, semangat, dan penasaran di antara pengunjung berbagai usia, yang pernah mendengar atau belajar soal spesies yang dianggap sebagai fosil hidup ini," ujar Bridget Coughlin, President Shedd Aquarium.
Baca selengkapnya di sini.
Presiden Joko Widodo di sela kunjungannya ke Ambon, Maluku, Rabu, sempat menanggapi pertanyaan melalui media sosial yang ditujukan kepada Presiden dan Kapolri.
"Kalau semua soal ditanyakan kepada Presiden dan Kapolri, semua akan bertanya. Kan ada Twitter, 'Saya bertanya kepada Presiden dan Kapolri'. Semua jadi bertanya, sekarang saya lihat banyak pertanyaan tentang segala soal. Terus saya sendiri bertanyanya kepada siapa?" kata Jokowi saat blusukan di Maluku City Mal Ambon, Rabu (8/2/2017) malam.
Jokowi mengatakan bahwa siapa pun yang ingin membahas persoalan bangsa sebaiknya dirembuk dalam forum tertutup untuk mencari solusi terbaik.
"Lebih baik apabila semua hal yang berkaitan dengan negara itu dirembuk, dibicarakan dalam forum tertutup," kata Jokowi.
Baca selengkapnya di sini.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, sebagai bagian dari pemerintah, dia tidak pernah melarang pihak mana pun yang ingin berdemonstrasi untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan.
Terlebih lagi, konstitusi menjamin dan melindungi hak menyatakan pendapat warga negara.
Namun, negara tak akan mengizinkan aksi demonstrasi yang mengganggu ketertiban umum, kebebasan orang lain, dan melanggar undang-undang.
Pernyataan Wiranto tersebut merespons adanya rencana pengumpulan massa pada tanggal 11, 12, dan 15 Februari 2017.
Tanggal 11 dan 12 Februari sudah memasuki masa tenang menjelang pencoblosan Pilkada serentak 2017.
"Saya tegaskan sekali lagi. Saya tidak pernah melarang, tidak mungkin saya bungkam demonstrasi. Itu boleh, tetapi demonstrasi jangan ganggu kebebasan orang lain," ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2017).
Baca selengkapnya di sini.
Ikon bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, menyesali perlakuan Direktur Teknik Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) asal Denmark, Morten Frost Hansen.
Keduanya memang telah lama terlibat dalam perang dingin. Puncaknya terjadi Selasa (7/2/2017) saat Chong Wei—peraih medali perak di tiga Olimpiade—mengancam untuk keluar dari BAM.
Kemarahan Chong Wei meledak menyusul cedera kaki yang dideritanya setelah ia jatuh terpeleset di pusat latihan baru di Bukit Kiara. Cedera ini menyebabkan Chong Wei absen dari turnamen All England pada awal Maret, dan mengganggu persiapan meraih hasil maksimal dalam kejuaraan dunia di Glasgow, Agustus mendatang.
Chong Wei sudah mencanangkan ambisinya untuk mundur sebagai pemain dengan merebut gelar juara dunia.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.