Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAU Ingatkan Prajurit Paskhas Jangan Jadi "Debt Collector"

Kompas.com - 08/02/2017, 14:01 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan semua prajurit Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas AU) untuk selalu bangga dan menjaga nama baik Korpaskhas AU.

Dia meminta prajurit Paskhas tidak terjerumus dalam perbuatan yang tercela, termasuk menjadi penagih utang (debt collector). Hal tersebut disampaikan Hadi saat memberikan pengarahan kepada pasukan Korpaskhas AU di Markas Wing I Paskhas Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (8/2/2017).

"Mendukung program pemerintah untuk tidak terlibat dalam peredaran narkoba, tidak menjadi debt collector, tidak arogan di tengah-tengah masyarakat karena kalian semua adalah tentara rakyat. Kalian adalah rakyat yang saat ini ditugaskan oleh negara menjadi prajurit, prajurit yang profesional," ujar Hadi.

Oleh karena itu, Hadi meminta semua prajurit untuk tidak segan membantu rakyat. Hadi juga mengingatkan agar mereka selalu berupaya menambah pengetahuan dan wawasannya dengan bersosialisasi.

"Isi dengan ilmu pengetahuan bersosialisasi dengan masyarakat, meringankan apabila ada kesulitan di tengah-tengah rakyat. Tugas-tugas itu harus kalian selesaikan dengan baik, dengan tetap memegang teguh sumpah prajurit," kata dia.

Menurut Hadi, Paskhas pernah menorehkan catatan membanggakan bagi negara. Misalnya, ketika mereka melaksanakan operasi lintas udara (linud) pertama di Indonesia pada 17 Oktober 1947 silam.

Kemudian, upaya pengibaran bendera Merah Putih dengan menerjunkan 54 anggota Paskhas dari Ambon ke Papua pada 19 Mei 1962.

"Tanggal 22 Mei 1962 bendera Merah Putih berkibar di bumi Papua, dan itu semua adalah kalian, itu adalah rohmu, itu adalah jiwamu," kata hadi.

Oleh karena itu, Hadi mengimbau agar prajurit bisa menjaga jiwa korsa agar selalu dicintai rakyat.

"Tetaplah menjadi prajurit yang dicintai rakyat, menjadi kesatria yang militan serta loyal pada negara kesatuan Republik Indonesia yang sudah kalian tunjukkan selama ini," kata Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com