Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Tegaskan soal Sanksi bagi PNS yang Tidak Netral

Kompas.com - 06/02/2017, 19:30 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menjamin bahwa pemerintah akan bersikap netral terkait penyelenggaraan pilkada serentak, terutama di DKI Jakarta, pada 15 Februari mendatang.

Hal tersebut dia sampaikan usai menggelar rapat koordinasi tingkat menteri terkait persiapan keamanan pilkada serentak 2017, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).

"Terkait penyelenggaraan pilkada serentak 2017, pemerintah sudah siap, baik secara materi maupun juga siap secara sikap netral. Itu dapat dijamin," ujar Wiranto.

Selain itu, dia juga meminta seluruh aparatur sipil negara tidak menunjukkan sikap dukungannya terhadap salah satu pasang calon. Wiranto juga melarang aparatur sipil negara mendorong atau mengarahkan masyarakat agar memilih calon yang didukungnya.

"Semua pihak menaati peraturan sebab dengan taat peraturan tentu tidak ada konflik. Aparat sipil negara yang tidak netral akan ditindak dan diberi sanksi. Ada sanksi administrasi dan sanksi moral. Nanti akan dilihat sampai sejauh mana pelanggarannya," tutur Wiranto.

Selain itu, Wiranto juga menginstruksikan aparat keamanan untuk menindak tegas siapapun yang mengganggu proses penyelenggaraan pilkada.

"Kami berjaga dari pihak-pihak yang memanfaatkan pilkada ini dengan langkah-langkah yang justru menodai. Maka dari itu, saya instruksikan kepada aparat keamanan untuk bertindak tegas tanpa ragu tanpa pandang bulu kepada siapa pun yang mengganggu pilkada serentak," kata Wiranto.

(Baca: Sumarsono: Saya Dengar Ada Lurah yang Tidak Netral)

Secara terpisah, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono membantah adanya kabar sejumlah kepala dinas Pemprov DKI Jakarta yang menyatakan dukungan terhadap salah satu pasang calon pilkada.

Sumarsono menuturkan bahwa dia sudah menyampaikan soal netralitas ke seluruh jajarannya dan menegaskan terkait sanksi yang diberikan jika terbukti tidak netral.

"Tidak ada satu pun kadis yang menyatakan dukungan kepada paslon tertentu. Saya sudah menantang yang menyampaikan informasi tadi. Kalau ada, akan saya berhentikan," ujar Sumarsono.

(Baca: Ini Sanksi bagi Pejabat DKI yang Tidak Netral pada Pilkada)

Rapat koordinasi tersebut dihadiri Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Teddy Lhaksmana, Wakil Kepala BIN Letnan Jenderal Torry Djohar, Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Ketua KPU Jury Ardiantoro, Wakil Kapolda Metro Jaya Brigjen Suntana, dan Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.

Selain itu, rapat dihadiri pula oleh Ketua Badan Pengawas Pemilu Muhammad, Kepala Staf Umum Panglima TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Kompas TV Jokowi: Tensi Politik Naik karena Pilkada
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com