Ia kemudian menjadi tahanan kota dan wajib lapor setiap Senin dan Kamis ke Kejati Jatim. Dahlan sempat mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Surabaya, namun hakim tunggal menolaknya.
Kasus Dahlan bergulir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Surabaya sejak 29 November 2016. Bahkan saat ditetapkan sebagai tersangka kasus mobil listrik, ia masih menjadi pesakitan di pengadilan tersebut.
Merasa Diincar Penguasa
Saat ditahan oleh Kejati Jatim dalam kasus BUMD, Dahlan mengaku tidak terkejut. Ia meyakini dirinya tengah diincar penguasa. Tetapi Dahlan tak menjelaskan maksud ucapannya.
Pernyataan Dahlan tersebut menyisakan tanda tanya dan memancing reaksi beberapa kalangan. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi, Johan Budi Sapto Prabowo, mengaku tak mengetahui siapa penguasa yang dimaksud Dahlan.
Menurut dia, selama ini Presiden Joko Widodo tak pernah mengintervensi aparat manapun dalam proses hukum.
"Saya tidak yakin apakah yang dimaksud Pak Dahlan Iskan dengan diincar kekuasaan itu adalah oleh Pak Presiden Jokowi. Sebab, Presiden dalam penegakan hukum tidak pernah mengincar siapa pun," kata Johan.
(Baca: Dahlan Iskan Merasa Diincar Penguasa, Lolos Mobil Listrik tetapi Tersangkut Kasus BUMD)
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mempertanyakan maksud pernyataan Dahlan yang menuding ada penguasa di balik kasus yang menjeratnya.
“Kalau soal apa yang dikatakan bahwa ada penguasa, saya tidak tahu apa maksud Pak Dahlan. Apakah di sini pemerintah di Jakarta, apakah penguasa di Jawa TImur dan lain-lainnya,” kata Kalla.
Meski pernah menjadi menteri era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, menurut Kalla, Dahlan banyak berjasa dalam pemenangan dirinya dan Joko Widodo saat Pemilu Presiden 2014. Saat itu, Dahlan menjadi salah satu tim pemenang Jokowi-JK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.