Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Akui Gejolak di Suriah Jadi Kendala Tangkap Bahrun Naim

Kompas.com - 28/12/2016, 14:32 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia sudah lama menjalin komunikasi dengan Pemerintah Suriah untuk memulangkan Bahrun Naim, simpatisan ISIS asal Indonesia yang sudah dua tahun menetap di negara tersebut.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengakui, ada hambatan yang dihadapi Polri untuk menangkap Bahrun.

Salah satu hambatan itu adalah konflik yang terjadi di Suriah saat ini antara pemerintah dengan kelompok radikal.

"Untuk Suriah dan Irak sendiri tentu saat ini sedang berkonsentrasi bagaimana mengatasi wilayah pendudukan dari kelompok-kelompok ISIS," ujar Boy, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/12/2016).

"Maka tentu menjadi kendala yang besar bagi kita, apalagi memohon perbantuan penangkapan di tempat yang bergejolak seperti saat ini terjadi," lanjut dia.

Kepolisian Indonesia juga tidak bisa langsung menangkap orang yang terjerat kasus hukum di negara lain.

Masing-masing negara punya kedaulatan hukum masing-masing.

Penangkapan bisa dilakukan dengan jalur Interpol dan hubungan bilateral yang selama ini sudah terjalin.

"Kerja sama dengan negara yang dimaksud ini tidak mudah. Tapi yang jelas bagaimana mereka berkomunikasi dengan Indonesia, termasuk yang kembali dari sana terus kita pantau," kata Boy.

Tak hanya terfokus pada Bahrun, Polri juga menyisir sel-sel dari kelompok teroris di Indonesia yang dikendalikan dari jauh.

Boy mengatakan, Polri tak ingin aksi-aksi yang terjadi di Suriah juga diterapkan di Indonesia lewat kelompok bentukan Bahrun itu.

"Mempelajari aksi yang mereka lakukan, sel-selnya terus kami intensifkan," kata Boy.

"Mudah-mudahan suatu saat bisa dilakukan penangkapan dengan perbantuan otoritas setempat," lanjut dia.

Bahrun Naim merupakan warga negara Indonesia yang menjadi salah satu tokoh di Suriah setelah ia bergabung dengan kelompok ISIS.

Ia tersangkut beberapa kasus hukum terkait aksi teroris di sejumlah tempat.

Densus 88 sebelumnya sudah beberapa kali meringkus pengikut Bahrun Naim yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Salah satunya yang banyak mendapat sorotan yaitu Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo.

Nur diketahui punya hubungan dekat dengan Bahrun. Polisi pun menyebut keterlibatan Bahrun di balik ledakan di Sarinah pada Januari 2016 silam.

Kompas TV Bahrun Naim Dalangi Sejumlah Aksi Teror
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com