Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keheningan Hati dan Kebeningan Budi

Kompas.com - 25/12/2016, 09:28 WIB

Herodes, pemimpin kala itu, berkata kepada orang-orang majus, ”Pergi dan selidikilah Anak itu. Segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah-Nya.”

Jujurkah Herodes? Tidak! Ketika orang-orang majus itu tidak kembali kepadanya, Herodes menjadi emosi.

Pikirannya panas, menghasilkan perilaku membahayakan bahkan mematikan orang lain: Herodes menyuruh membunuh semua anak yang berumur di bawah dua tahun, di Bethlehem dan sekitarnya, sesuai waktu yang diketahui dari orang-orang majus itu.

Kisah ini masih berlaku hingga kini. Apa yang dibuat Herodes masih dibuat oleh kita. Sifat Herodes bisa muncul pada kepala daerah, kepala dinas, kepala keluarga, dan diri kita.

Kita tidak bisa memisahkan dan memilah persoalan. Kita enggan mencari keheningan agar hati jernih dan budi menjadi bening.

Peringatan Natal semestinya mengajak kita semua bersukacita mensyukuri pembangunan yang diupayakan pemerintah dengan memperbaiki pelayanan publik, dari penegakan hukum, pembangunan infrastruktur, hingga peningkatan kualitas pendidikan.

Walaupun belum sesuai harapan, kita merasakan ada kemajuan. Pengalaman keberhasilan ini seiring warta malaikat kepada para gembala, ”Aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (PGI dan KWI 2016).

Namun, niat baik pemerintah memang tidak akan berjalan baik dan lancar jika manusianya lebih reaktif daripada reflektif. Keheningan hati dituntut dari kita semua. Bukan emosi, bukan pula teriakan keras yang dikedepankan.

Kebeningan budi turut mengawal hati. Budi yang bening akan mengakui keberhasilan orang lain dan dengan rendah hati mau bekerja sama demi kemakmuran, kemajuan, dan keadilan banyak orang.

Namun, di tengah ribuan orang pintar yang setiap tahun diwisuda, di manakah pemikiran kritis dan suara mereka? Kiranya Indonesia butuh serius menangani pendidikan suara hati!

Keprihatinan

Selain catatan keberhasilan, kita mengakui ada berbagai hal yang masih perlu kita tingkatkan penanganannya.

Masalah suku, agama, ras, dan antargolongan yang semakin mencuat, juga korupsi dan pungli yang masih merajalela, kemiskinan, bahkan juga peredaran dan pemakaian narkoba, sungguh merusak masa depan bangsa.

Dalam hal demokrasi, kita pun punya pekerjaan rumah yang tidak mudah. Pada 15 Februari 2017, kualitas dan praksis demokrasi kita diuji kembali.

Pemilihan umum kepala daerah serentak sebagai sarana mematangkan demokrasi kita menjadi ujian bagi partisipasi sekaligus praktik berpolitik masyarakat dan peningkatan kualitas pelaksanaan pesta demokrasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal Akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal Akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Nasional
Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com