Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum Kadin Sarankan Donald Trump Belajar "Tax Amnesty" dari Jokowi

Kompas.com - 01/12/2016, 15:07 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P Roeslani menilai, Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump harusnya belajar menerapkan program pengampunan pajak atau tax amnesty dari Presiden Joko Widodo.

Hal tersebut disampaikan Rosan saat membuka Rapat Pimpinan Nasional Kadin di Jakarta, Kamis (1/12/2016), yang juga dihadiri oleh Jokowi.

Awalnya, Rosan menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan perwakilan Kadin Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

(baca: Jokowi Akan Kejar 95 Persen Wajib Pajak yang Belum Ikut "Tax Amnesty")

Menurut Rosan, dalam pertemuan itu, perwakilan Kadin AS menceritakan banyak hal, salah satunya terkait dengan rencana Trump untuk menjalankan program Tax Amnesty.

Rencana Donald Trump, kata dia, didasarkan atas adanya data yang menyebut ada 2,5 triliun Dollar AS dana orang Amerika Serikat yang berada di luar negeri.

Mendengar wacana tersebut, Rosan langsung menyampaikan bahwa Trump seharusnya belajar dulu kepada Presiden Jokowi.

(baca: Jokowi: "Tax Amnesty" Kita Paling Sukses dalam Sejarah Dunia)

"Mereka menyampaikan bahwa Trump akan membangun infrastruktur dan tax amnesty. Kalau begitu Trump harus bertemu dengan Presiden saya untuk mendapatkan advice, bagaimana program itu berjalan sukses ke depan," kata Rosan.

Rosan menilai, periode I Tax Amnesty yang sudah ditutup ditutup pada 30 Oktober 2016 menuai kesuksesan.

Penerimaan uang tebusan mencapai Rp 97,2 triliun. Sementara deklarasi harta mencapai Rp 4.500 triliun dan repatriasi Rp 137 triliun.

(baca: Pemerintah Yakin "Tax Amnesty" Tahap Kedua Lebih Sukses)

Menurut dia, melihat capaian itu, Indonesia patut untuk menjadi panutan.

"Tax amnesty nomor satu yang paling berhasil di dunia," ujar Rosan.

Rosan menilai, capaian Tax Amnesty itu bukan hanya telah menggenjot pendapatan Indonesia dari pajak, namun juga telah berhasil memberikan sentimen positif kepada investor.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com