JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah mengatakan, TNI AD akan mengevaluasi pola dan metode penyaluran logistik ke pos-pos militer yang sulit dijangkau.
Evaluasi ini dilakukan pasca-kecelakaan penerbangan pada helikopter Bell-412 EP Pusat Penerbangan TNI AD nomor registrasi HA-5166 di sekitar Long Sulit, Kalimantan Utara.
Dalam peristiwa ini, seorang awak ditemukan hidup, yaitu Letnan Satu CNP Abdi Darnain (29).
Sementara itu, nasib dan posisi empat personel lain TNI AD yang turut dalam penerbangan itu belum diketahui persis.
"Evaluasi tentang ini juga bagian dari kegiatan menyeluruh terkait pendorongan logistik ke tempat yang sulit," kata Sabrar, di Jakarta, Minggu (27/11/2016).
(Baca: Cerita Dua Pencari Gaharu Penemu Heli TNI yang Hancur di Tengah Hutan)
Menurut dia, banyak bagian dan pelosok Nusantara yang sangat sulit dijangkau, baik melalui laut, darat, maupun udara.
"Itulah negeri kita, ada bagian-bagian yang keadaannya khas dan sulit. Tentu ini menjadi bagian dari evaluasi," ujar dia.
Sabrar memberikan gambaran tentang lokasi Bell-412 EP nomor registrasi HA-5166 itu ditemukan.
“Bahkan memakai telepon satelit saja sangat sulit. Hutan belantaranya sangat rapat dan cuaca sangat buruk serta berubah-ubah cepat," ujar Sabrar.
(Baca: TNI AD Pastikan Heli yang Jatuh dalam Kondisi Baik Saat Lepas Landas)
Indonesia memiliki ribuan kilometer perbatasan darat dengan negara-negara tetangga, yang tidak semuanya berupa dataran.
Ada yang berupa rawa-rawa, sungai-sungai, serta pegunungan terjal dengan temperatur sangat ekstrem.
Menurut UU Nomor 34 Tahun 2004, TNI bertugas menjaga dan mengamankan seluruh garis perbatasan negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.