Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua KPK Isyaratkan Ada Pemain Lain pada Kasus Suap Ditjen Pajak

Kompas.com - 24/11/2016, 07:01 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi tengah mendalami adanya kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus dugaan suap oknum di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, mengatakan bahwa KPK tidak pernah berhenti melakukan pengusutan sampai menemukan bukti keterlibatan pihak-pihak terkait.

KPK akan terus mendalami kasus tersebut, terlebih ada kabar bahwa yang terlibat dalam kasus suap ini tidak hanya Kepala Sub Direktorat Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak.

"Kita terus saja mengali. Kemarin itu ada yang bilang kalau ada gambar besar lagi, tidak hanya Kasubdit," kata Saut, Rabu (23/11/2016) di Yogyakarta.

Saut belum dapat memastikan apakah ada kemungkinan tersangka baru dalam kasus tersebut. Namun, KPK akan terus melakukan pendalaman.

"Kita mesti dalami. Kalau enggak, enggak adil dong, apalagi kalau umpamanya yang di atas Kasubdit ada pengaruh atau memengaruhi," kata dia.

KPK akan mempelajari sejauh mana peran masing-masing pihak terkait kasus dugaan suap ini. Ketika terlihat memiliki peran, maka akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan jika ada bukti, statusnya dapat dinaikkan menjadi tersangka.

"Yang dipelajari kan sejauh mana perannya, nanti akan kelihatan di situ," kata dia.

KPK telah melakukan operasi tangkap tangan terhadap Direktur Utama PT EK Prima Ekspor Indonesia R Rajamohanan Nair dan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Kementerian Keuangan Handang Soekarno.

Keduanya ditangkap terkait dugaan suap sebesar Rp 6 miliar. Uang tersebut diduga untuk menghilangkan kewajiban pajak PT EK Prima Ekspor Indonesia sebesar Rp 78 miliar.

(Baca juga Ini Kronologi Tangkap Tangan KPK Terhadap Pejabat Ditjen Pajak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com