Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Korupsi Pemilihan Rektor Pintu Masuk untuk Korupsi Lainnya

Kompas.com - 29/10/2016, 10:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menganggap korupsi dalam pemilihan rektor perguruan tinggi termasuk dalam 12 modus yang terjadi dalam sektor pendidikan.

Ia mengatakan, permainan dalam pemilihan tersebut dijadikan pintu masuk bagi pemegang kuasa untuk melakukan praktik korupsi yang lebih luas.

"Korupsi pemilihan rektor pintu masuk untuk korupsi lainnya. Dia mengambil posisi ini dulu untuk mengunci sektor lain," ujar Donal dalam diskusi "Populi Center Smart FM" di Jakarta, Sabtu (29/10/2016).

(baca: KPK Usut Dugaan Korupsi Pemilihan Rektor Sejumlah PTN)

Donal mengatakan, anggaran untuk pendidikan salah satu sektor tertinggi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016, yakni Rp 424 triliun.

Berdasarkan data ICW, sektor pendidikan merupakan salah satu sektor tertinggi terjadinya tindak korupsi.

"Ini kan ironis, kalau kita lihat sangat bisa ditebak kalau melihat teori korupsi di mana ada uang, potensi korupsi makin besar," kata Donal.

(baca: KPK: Dugaan Korupsi Pemilihan Rektor Biasanya di Universitas Beraset Besar)

Korupsi yang bisa lahir sebagai dampak permainan pemilihan rektor antara lain dalam pengadaan barang dan jasa, penjualan aset perguruan tinggi, penerimaan mahasiswa, dan juga penyalahgunaan wewenang dalam pemilihan jajaran di bawahnya seperti dekan-dekan fakultas.

Belum lagi praktik pungutan liar yang dilakukan oknum akademisi di perguruan tinggi itu.

(baca: KPK Akan Kaji Hak Suara Menteri Sebesar 35 Persen dalam Pemilihan Rektor)

Setidaknya ada 37 kasus menyangkut perguruan tinggi yang ditangani aparat penegak hukum. Rata-rata kasusnya terkait pengadaan fasilitas dan pembangunan infrastruktur.

"Pengadaan barang dan pembangunan itu bukan pada kebutuhan kampus, tapi apa yang diinginkan pengambil keputusan," kata Donal.

Biasanya, kata Donal, rektor yang melakukan permainan uang dalam pemilihan itu, sudah "ditandai" oleh pihak tertentu.

Pengusaha sektor barang dan jasa yang ingin menawarkan proyeknya mengincar perguruan tinggi yang rektornya bisa diajak kongkalingkong.

"Apalagi kalau orangnya terafiliasi partai tertentu. Ada benang merahnya kalau mau masuk ke kampus ini, tinggal didekati," kata Donal.

Kompas TV Mantan Rektor UNAIR Resmi Tersangka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com