Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berantas Terorisme, Polisi Dinilai Bergaya Militer, Tentara Bergaya Polisi

Kompas.com - 20/10/2016, 18:47 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktik pemberantasan terorisme selama ini dinilai ironi. Identitas Polri dan TNI seolah tertukar saat menangani teroris di lapangan.

Hal itu disampaikan Hanafi Rais, Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Revisi Undang-undang (RUU) Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

"Ini terlihat saat Kepolisian dan TNI seolah tertukar identitasnya waktu menangani terorisme di lapangan," tutur Hanafi saat memimpin rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/10/2016).

(baca: Ketua Pansus: Semua Sepakat Libatkan TNI Berantas Terorisme Bukan sebagai BKO)

Putra Amien Rais itu menuturkan, pertukaran identitas itu terlihat ketika salah satu televisi swasta menayangkan pengejaran Noordin M. Top oleh Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88, di Temanggung, Agustus 2009 silam.

Menurut Hanafi, saat itu yang tertangkap di benak masyarakat justru polisi sudah seperti tentara.

Mereka melakukan baku tembak layaknya sedang berada dalam peperangan untuk melumpuhkan teroris. Hal itu, kata Hanafi, beberapa kali terulang.

Dalam penangkapan berikutnya Densus 88 juga terlihat kembali melakukan baku tembak.

(baca: Satgas Gabungan Menangkap Basri, Pimpinan Kelompok Santoso)

"Dulu sebelum ada UU Nomor 15 Tahun 2003, polisi selalu berhasil menangkap dan memproses secara hukum para pelaku. Sekarang sejak ada UU malah semakin sedikit yang diproses hukum karena sudah mati saat ditangkap," ujar Hanafi.

Sementara itu, justru hal sebaliknya terjadi di TNI. Hanafi mengatakan, sekarang TNI justru yang bergaya sipil ala polisi. Hal itu terlihat saat TNI menangkap istri Santoso.

(baca: Satgas Tinombala Juga Tangkap Istri Basri)

Saat itu, tentara yang terlibat Satgas Tinombala justru menerapkan penanganan pelaku kejahatan secara sipil.

"Lucu saja rasanya waktu menangkap istri Santoso, TNI tidak melakukan perlawanan fisik meski dia membawa senjata. Tapi toh TNI menangkap tanpa perlawanan dan segera menyerahkan ke polisi," kata Hanafi.

"Ini namanya polisi kemiliter-militeran, dan di satu sisi TNI kepolisi-polisian. Ini identitasnya malah tertukar antara Kepolisian dan TNI," ujar Hanafi lantas disambut tawa oleh peserta rapat lainnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com