Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mempan Dibujuk, 86 Korban Dimas Kanjeng Masih Percaya Uangnya Digandakan

Kompas.com - 03/10/2016, 14:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, masih ada sekitar 86 korban Taat Pribadi yang bertahan di padepokan Dimas Kanjeng.

Mereka masih meyakini uang yang diserahkan ke Taat Pribadi akan berlipat ganda begitu dikembalikan kepada mereka.

"Sampai sekarang mereka masih bertahan karena menunggu kapan Taat Pribadi menyerahkan mahar mereka yang katanya digandakan sampai 100 kali lipat itu," ujar Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/10/2016).

Padahal, kata Martinus, polisi telah mencoba menyadarkan mereka bahwa penggandaan uang itu hanya modus penipuan.

Polisi juga membujuk para korban untuk melaporkan ke posko terpadu di Mapolres Probolinggo, hingga pemerintah daerah setempat ikut turun tangan. Namun, upaya mereka sia-sia.

 

(Baca: Laporan Korban Penipuan Dimas Kanjeng Terus Bertambah)

"Pemprov Jatim ikut membantu dari sisi kesehatan, psikis mereka, psikologis, kemudian dari sisi konsumsi mereka sehari-hari bahkan ada dana disediakan untuk ongkos mereka kembali," kata Martinus.

Korban yang bertahan telah menelan bulat-bulat doktrin Taat Pribadi sewaktu mempercayakan uang mereka diserahkan dengan harapan saat kembali sudah berlipat ganda. Menurut Martinus, untuk menjadi "pengikut" Taat Pribadi bukan hal yang mudah.

"Pada saat penyampaian mahar itu ditekankan sekali perlu keiklhlasan yang luar biasa," kata Martinus.

(Baca: Suasana Rekonstruksi Kasus Pembunuhan di Padepokan Dimas Kanjeng)

Dengan penekanan itu, maka korban mencoba ikhlas dan percaya pada kemampuan Taat Pribadi agar uangnya kembali dengan jumlah berlipat ganda. Oleh karena itu, sampai sekarang masih saja ada yang tidak melapor dan patuh pada instruksi Taat Pribadi.

Saat ini, polisi masih berjaga di sekitar padepokan Dimas Kanjeng. Polisi juga mengamankan bungker Taat Pribadi yang masih berada di sekitar kawasan itu.

Kompas TV Geger Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com