Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut Sitompul yang Kerap Bikin "Gerah" Demokrat...

Kompas.com - 30/09/2016, 13:17 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

Kompas TV Pembelotan Warnai Pertarungan Pilkada DKI (Bag 2)

"Ini semua bermula dari para pembisik itu, Amir Syamsuddin, Syarief Hasan. Ingat waktu itu Amir Syamsuddin bikin konferensi pers soal Putu, dia kumpulkan semua jubir dan aku sebagai koordinator malah tidak diajak? Mereka malah membela Putu, sementara aku dari awal bilang, 'Pecat!', aku bela KPK," ujar Ruhut saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/8/2016).

Terakhir, Ruhut "menyentil" Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas yang meminta kader yang berbeda pandangan untuk mengundurkan diri atau menempuh jalan lain.

Komentar Ibas ini tertuju kepada Ruhut dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, yang juga mendukung Ahok-Djarot.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menilai, Ruhut dan Haryono hanya mencari perhatian.

Keduanya, menurut Amir, tak perlu ditanggapi serius.

Diusulkan mundur, Ruhut justru semakin lantang bersuara. Ia mengaku tak takut dipecat dari partai dan meyakini SBY menyayanginya.

"Kalau Demokrat enggak suka aku, silakan pecat aku," kata Ruhut.

Sikap Ruhut yang seolah cuek ini memancing adanya petisi di internal Demokrat. 

Ada dorongan agar Ruhut dipecat dari partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Roy Suryo mengatakan, mayoritas pengurus Demokrat sudah gerah dengan sikap Ruhut.

Menurut dia, hampir semua pengurus Demokrat ingin Ruhut dipecat dari partai.

"Sudah sangat keterlaluan ini. Bahkan, di internal Whatsapp Group Partai Demorkat sudah beredar 'Petisi Pemecatan Ruhut' yang diamini oleh mostly anggota Partai Demokrat," kata Roy, Kamis.

Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada Komite Pengawas (Komwas) dan Dewan Kehormatan (Wanhor) Partai Demokrat untuk memutuskan hal tersebut sesuai pakta integritas.

"Partai akan taat pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) serta menyerahkan seluruhnya kepada Komwas dan Wanhor untuk memutuskan," kata Roy.

Ruhut pun bereaksi keras. Ia menegaskan, yang bisa memecatnya dari partai hanya SBY.

"Kutu kupret didengar, yang bisa mecat gue cuma SBY," kata Ruhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com