Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat "Video Conference", Kapolri dan Polisi Se-Indonesia Tonton Pencopotan Direktur Narkoba Polda Bali

Kompas.com - 30/09/2016, 10:49 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, dirinya mencopot Kombes Pol Franky Haryanto sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Bali melalui video conference.

Konferensi yang disaksikan seluruh jajaran polisi di Indonesia itu dimaksudkan sebagai efek jera bagi jajaran Polri yang melanggar etik kepolisian.

"Kalau ada momentumnya, ya shock therapy. Waktu video conference, langsung serah terimanya di depan saya," ujar Tito di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/9/2016).

Dalam konferensi itu, Tito juga menegur Franky. Menurut dia, teguran langsung di hadapan jajaran kepolisian akan menjadi pembelajaran bagi Franky sebelum menerima sanksi sesuai keputusan Divisi Profesi dan Pengamanan Polri nantinya.

"Belum pernah ada serah terima direktur itu di depan Kapolri, dan (yang) menonton semua polisi Indonesia. Itu ada sanksi sosial," kata Tito.

(Baca: Polri: Ada Indikasi Direktur Narkoba Polda Bali Memeras)

Saat ini, penyelidikan dugaan pelanggaran etik masih dilakukan oleh tim Pengamanan Internal Divisi Humas Polri.

Belum diputuskan apakah Franky akan dikenakan sanksi etik atau sanksi pidana.

Tito juga akan mempertimbangkan jika Franky memiliki prestasi yang memajukan Polri selama berkiprah.

"Kita lihat bagaimana balance-nya antara prestasi dan kesalahannya. Kalau sudah tidak pernah berprestasi, kemudian meras masyarakat, itu keluar," kata Tito.

(Baca: Terindikasi Memeras Tersangka, Direktur Narkoba Polda Bali Ditarik ke Bareskrim Polri)

Franky dimutasi ke Analis Kebijakan Madya bidang Iknas Bareskrim Polri. Pemindahan tersebut dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan Franky oleh tim Paminal di Jakarta.

Jabatan Direktur Reserse Narkoba Polda Bali kini diisi oleh Kombes Muhammad Arief Ramdhani yang sebelumnya menjabat sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri.

Franky diduga memeras sejumlah orang yang tercatat terlibat tujuh kasus narkoba di bawah 0,5 gram.

Selain melakukan pemerasan, Franky juga dilaporkan atas keterlibatannya dalam pemotongan anggaran DIPA 2016 dengan barang bukti uang Rp 50 juta di brankas.

Kompas TV Direktur Narkoba Polda Bali Diduga Terlibat Pemerasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com