Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Divisi Propam Dalami Video Krishna Murti dengan Bayi dan Panggilan "Papa"

Kompas.com - 22/09/2016, 17:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri mendalami video yang menampilkan Wakil Kapolda Lampung Kombes Pol Krishna Murti bersama seorang bayi.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, Pengamanan Internal Propam telah meminta klarifikasi sejumlah pihak untuk mencari tahu kebenaran video itu.

"Sudah diambil keterangannya terkait video tayangan itu. Terkait orangnya siapa, orangnya sudah diambil keterangannya," ujar Boy, di Jakarta, Kamis (22/9/2016).

(Baca: Diam-diam, Mabes Polri Telah Periksa Krishna Murti Terkait Dugaan Penganiayaan)

Namun, belum dapat disimpulkan apakah bayi dalam video tersebut adalah anak Krishna.

Dalam video itu, ada suara perempuan yang menyebut kata "Papa" yang ditujukan untuk Krishna.

Boy mengatakan, pihaknya masih akan menggali keterangan dari sejumlah pihak untuk menguatkan pembuktian tersebut.

"Tidak bisa kami terus menyimpulkan dengan sudah periksa sini, sudah periksa sana, dua belah pihak sudah diperiksa, belum tentu bisa disimpulkan," kata Boy.

(Baca: Cerita Alice soal Fotonya yang Dikaitkan dengan Dugaan Penganiayaan oleh Krishna Murti)

Kesaksian Alice Wara

Seorang perempuan bernama Alice Wara mengakui bahwa video itu diambil oleh dirinya.

Ia mengaku kaget saat diperlihatkan video itu oleh Paminal Propam Polri. Menurut dia, video tersebut direkam dengan ponselnya yang hilang bertahun-tahun lalu.

Alice mengatakan, video itu diambil saat bertemu Krishna di Hotel Aston.

Saat itu, kata Alice, ia hanya iseng mengambil video Krishna yang bermain dengan anaknya.

"Saya sama sekali tidak berniat menggunakannya untuk memeras atau niat jahat. Hanya bentuk kebanggaan saja, Pak Krishna mau bermain dengan anak saya," kata Alice.

Alice menegaskan, ia tidak memiliki hubungan spesial dengan Krishna.

Atas inisiatifnya sendiri, Alice menghadap Paminal Polri pada Jumat (16/9/2016) untuk menjelaskan hubungannya dengan Krishna.

Alice mengaku, Paminal bahkan sempat meminta anak semata wayang Alice yang masih balita tersebut untuk diikutkan dalam tes DNA demi membuktikan bahwa anak tersebut bukan anak Krishna.

"Saya enggak mau karena kalau saya tes, sama saja dengan saya mengiyakan bahwa ada hubungan antara saya dan Pak Krishna," ujarnya.

Sebelumnya, beredar pemberitaan bahwa Krishna menganiaya seorang perempuan.

Paminal Propam pun telah memintai keterangan AW, perempuan yang fotonya beredar dan dikaitkan dengan Krishna, serta perempuan berinisial NW yang diberitakan sebagai korban.

Boy mengatakan, berbagai keterangan dari pihak-pihak yang dipanggil akan ditampung, termasuk informasi dari sumber yang didaparkan.

Nantinya, Divisi Propam akan menguji kebenaran konten pemberitaan itu.

Sementara itu, Krishna membantah isu tersebut.

Ia mengaku tidak tahu mengenai munculnya informasi yang menyebutnya menganiaya perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com