JAKARTA. KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memastikan, pemotongan anggaran tidak akan mempengaruhi keamanan negara. Pemotongan anggaran dilakukan menyusul efisiensi yang dilakukan pemerintah pada anggaran tahun ini.
"Enggak, enggak ada (pengaruh keamanan)," ujar Ryamizard di Kemenhan, Jakarta Pusat,Kamis (8/9/2016).
Menurut dia, situasi yang dihadapi saat ini bukan menghadapi peperangan yang membutuhkan dana untuk pembelian peralatan perang. Sehingga, pemotongan anggaran tidak akan berpengaruh pada stabilitas negara.
Saat ini, lanjut dia, peperangan yang dihadapi adalah perang melawan kejahatan di dalam negeri.
"Alutsista itu kan alat perang. Kita ini belum mau perang, perang masih jauh. Perang kita sekarang menghadapi terorisme, narkoba, bencana alam, pelanggaran perbatasan, pencurian, itu ancaman nyata sekarang," kata dia.
Ryamizard menjelaskan dengan adanya pemangkasan anggaran maka kementeriannya mengambil langkah-langkah perencanaan yang matang agar anggaran yang ada bisa digunakan secara tepat.
"Harus diambil perencanaan matang," kata Ryamizard.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta sejumlah kementerian dan lembaga menghemat anggaran. Penghematan itu tertuang melalui Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016.
Kementerian Pertahanan menjadi salah satu kementerian yang pemotongan anggarannya paling besar yakni Rp 7,9 triliun. Kementerian lainnya adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebesar Rp 6,9 triliun.