Selain nyamuk sebagai vektor pembawa, virus zika pernah dilaporkan terdapat pada ASI, sehingga diduga bisa ditularkan ke bayi, juga ditemukan pada sperma sehingga meskipun hanya satu kasus virus ini diduga bisa menular melalui hubungan intim. Penularan lain diduga melalui plasenta dari seorang ibu hamil ke janinnya.
Peran nyamuk sebagai vektor perlu dicermati karena spesies yang membawa virus zika sangat variatif tergantung dari wilayah dan waktu isolasi. Saat awal ditemukan, zika dikaitkan dengan nyamuk Aedes (Ae) africanus, dan Ae luteocephalus. Nyamuk Ae aegypti dikaitkan sebagai vektor zika dominan pertama kali saat riset entomologi di Malaysia tahun 1969.
Infeksi zika di Senegal dan negara lain Afrika masih didominasi Ae africanus, tetapi tahun 1968 di Sinegal ditemukan pada jenis Ae luteocephalus. Tahun 1988- 1991, jenis nyamuk yang membawa zika sangat banyak, tercatat Ae furcifer, Ae taylori, Ae aegypti, Ae neoafricanus, Ae dalzieli, Ae fowleri, Ae minutus, dan Ae vitatus. Tahun 2011, jenis nyamuk yang membawa zika bertambah, yaitu Ae hirsutus, Ae metallicus, Ae unileaetus, Ae uniformis, Culex perfuscus,dan Ae custoni. Di daerah selatan Senegal, jenis nyamuk vektor zika adalah Mansonia spp danAedes spp.
Banyaknya jenis nyamuk yang membawa virus zika perlu dicermati, khususnya terhadap perubahan cuaca dan dinamika (kerabat) virus zika. Mungkin kiriman asap dari Indonesia bisa menjadi ”berkah” membantu memusnahkan nyamuk.
Memahami infeksi zika
Umumnya gejala infeksi virus zika tidak terlihat (asymptomatic), hanya 20 persen, antara lain demam ringan, nyeri persendian, pening, sakit perut, konjungtivitis (mata merah), dan ruam (bintik merah) pada kulit. Gejala ini bisa keliru dengan flu atau sejenisnya. Infeksi DBD lebih mengkhawatirkan mengingat struktur virus zika jauh lebih sederhana dibandingkan DBD.
Gejala penyakit zika juga bervariasi, tergantung dari waktu dan wilayah. Wabah di Pulau Yap di Pasifik menunjukkan seperti gejala infeksi zika umumnya. Namun, yang terjadi di Kepulauan Franch Polinesia tahun 2013 muncul gejala auto- imun (sindrom Guillain-Barre), pada sebagian penderita ada kelumpuhan (paralisis).
Gejala paling dramatik, yang sering dikaitkan dengan infeksi zika, saat wabah terjadi di Brasil dan beberapa negara Amerika Latin lain tahun 2015 adalah gejala saraf dan mikrosepali pada janin dan bayi. Lebih-lebih setelah WHO menetapkan wabah zika sebagai keadaan kedaruratan kesehatan global. Namun, pada strain virus zika Afrika dan Asia, sampai saat ini belum ada laporan keterkaitan dengan mikrosepali atau gejala saraf.
Vaksin belum tersedia sebagai pencegahan ataupun obat khusus untuk pengobatan infeksi zika. Jadi, pencegahan dan pengendalian adalah yang terbaik. Pengendalian nyamuk sebagaimana untuk DBD, chikungunya, dan arbovirus lainnya adalah dengan menghindari gigitan siang hari dan penguatan program 3M plus. Untuk daya tahan tubuh, bisa menggunakan produk herbal, rempah-rempah, ataupun teh putih dan hijau.