Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal Tanda Bahaya IPM Indonesia

Kompas.com - 02/09/2016, 20:38 WIB

Kedua, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi—tiga kementerian kunci dalam pembangunan manusia—perlu didorong bekerja lebih keras dengan target kolektif berbasis hasil yang terukur, yaitu perbaikan indikator pembangunan manusia, seperti IPM, Indeks Kemiskinan Multidimensi, skor PISA dan PIAAC, misalnya. Ketiga kementerian ini berada dalam satu pipeline untuk kualitas pembangunan manusia, karena perkembangan otak manusia dan kesehatan, pendidikan, serta pelatihan tenaga kerja ada pada ketiganya.

Ketiga, kegagalan kebijakan sebelumnya harus mulai diurai dengan mekanisme tanggung gugat politis. Survei PIAAC mencerminkan gagalnya kebijakan pendidikan dan kesehatan beberapa dekade. Sebab, skor rendah bukan monopoli mereka yang muda, juga mereka yang berumur, yang notabene produk kebijakan pendidikan dan kesehatan puluhan tahun lalu.

Sayangnya, sejak dulu, posisi menteri di sektor-sektor ini paling banyak diperebutkan. Presiden jangan hanya menimbang keuntungan politis. Evaluasi kinerja harus dilakukan pada parpol dan ormas pendukung. Hasilnya patut dibuka ke publik sehingga tidak timbul tuduhan bahwa politik dagang sapi pemerintahan sebelumnya hanya berubah nama jadi politik dagang lain di pemerintahan saat ini.

Kita sebenarnya punya harapan. Banyak orang Indonesia diaspora yang pintar karena gizi yang lebih baik dan didikan yang tepat. Peneliti-peneliti sains kita tidak kalah dengan peneliti luar negeri, tetapi fasilitas laboratorium dan kesempatan riset yang layak tak diberikan. Murid-murid kita jadi bodoh karena keterbatasan fasilitas dan metode mengajar yang tak optimal di sekolah. Anak- anak jadi lambat berpikir karena sejak dalam kandungan ibunya mereka sudah kurang gizi.   

Hasil PIAAC dari OECD ini adalah sinyal tanda bahaya bagi pemerintah. Ada yang salah dalam kebijakan pembangunan kualitas manusia Indonesia. Jika tak diperhatikan dan dipantau lebih ketat, jauh langkah kita bergabung dengan liga negara maju. Pendekatan pembangunan manusia ini harus lebih baik daripada pemerintahan 10, 20, atau 50 tahun lalu.  Kalau tidak, pemerintahan saat ini hanya akan dicatat sebagai salah satu rezim yang mewariskan kegaduhan, bukan generasi yang lebih baik.

 

Versi cetak artikel ini terbit di harian "Kompas" edisi 2 September 2016, di halaman 7 dengan judul "Sinyal Tanda Bahaya IPM Indonesia"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com