Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kericuhan di Mapolres Meranti Versi Polri

Kompas.com - 26/08/2016, 17:49 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, kericuhan yang terjadi di Mapolresta Meranti, Kamis (25/8/2016) siang, berawal dari perkelahian antara pegawai honorer Dinas Pendapatan Daerah Meranti, Apri (24), dan Brigadir Adil S. Tambunan pada Rabu (24/8/2016) malam.

Boy mengatakan, dalam perkelahian itu, Brigadir Adil tewas setelah ditusuk benda tajam oleh Apri.

"Anggota Polri atas nama Brigadir Adil S. Tambunan yang pada Tanggal 25 dini hari (Rabu, 24/8/2016 malam) mengalami penganiayaan berat di mana mengalami luka tusuk sampai enam. Tidak lama peristiwa itu (Adil) meninggal dunia," ujar Boy, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2016).

Setelah itu, Polres Meranti melakukan penyelidikan dan penyidikan.

(Baca: Kapolri Pastikan Situasi di Meranti Kondusif Pasca-kericuhan Kemarin)

Berdasarkan informasi dan petunjuk yang dikumpulkan, diketahui bahwa Apri merupakan pelaku pembunuhan Brigadir Adil.

Petugas kemudian melakukan pencarian terhadap Apri.

Namun, kemudian petugas mendapat informasi bahwa pelaku sudah melarikan diri ke Pulau Merbau.

"Polisi Kemudian melakukan upaya-upaya penyelidikan pengejaran, terakhir itu dua jam kemudian sekitar pukul 03.30 WIB (Kamis 25/8/2016) itu berada di desa lain," kata dia.

(Baca: Polres Meranti Dilempari, Satu Warga Tewas)

Petugas pun terus melakukan pengejaran dan mendapati Apri berada di wilayah tersebut.

Di sana, petugas berupaya menangkap pelaku. Namun, Apri melakukan perlawanan menggunakan senjata tajam.

"Kemudian akibat dari perlawanan ini, (Apri) dilumpuhkan dengan senjata api oleh petugas," kata dia.

Polisi kemudian membawa Apri ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Namun, karena jarak antara lokasi kejadian dan rumah sakit cukup jauh, nyawa April pun tidak dapat tertolong karena mengalami pendarahan atas luka tembak tersebut.

"Jadi menurut informasi, menuju rumah sakit menggunakan speed boat dengan jarak tempuh sekitar 1,5 atau 2 jam," kata dia.

Boy mengatakan, berkembang informasi terkait kematian Apri. Informasi itulah yang membuat membuat masyarakat bereaksi lalu memutuskan mendatangi Polres Meranti.

Di Mapolres Meranti, aksi menuntut penjelasan kematian pembunuh Brigadir Adil itu berlangsung tidak kondusif.

"Ada upaya-upaya untuk melakukan aksi-aksi anarkis terhadap anggota kepolisian yang ada di kantor mapolres," kata Boy.

Para petugas yang ada di kantor kepolisian saat itu berusaha membubarkan demonstran agar tidak berlanjut pada tindakan-tindakan yang anarkis.

"Ternyata pada saat proses pembubaran itu diketahui ada yang meninggal dunia, warga masyarakat terkena lemparan batu, informasinya seperti itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com