Laode M Syarif juga kehilangan beberapa momen yang paling dinikmatinya saat masih menjadi pengajar di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar, sekaligus penasihat senior Partnership for Governance Reform in Indonesia (Kemitraan).
”Kebiasaan saya pergi ke coffee shop sambil menulis dan bertemu teman-teman juga tidak bisa lagi dilakukan,” kata Laode.
Tidak hanya itu, ia juga mengaku harus menghadapi pola relasi sosial yang berbeda demi menjaga etika sebagai pimpinan KPK.
Keluarga-keluarganya di kampung halaman dan teman-teman sekolahnya jadi lebih hati-hati saat berkunjung ke rumah atau sekadar ingin berbincang lewat telepon.
Ketua KPK Agus Rahardjo, beberapa waktu lalu, juga sempat menuturkan adanya perubahan kebiasaannya. Ia mengaku lebih selektif menghadiri undangan pernikahan untuk menjaga hubungan agar tidak terlalu luas.
”(Khawatir jika) ada pengusaha bermasalah mendekati tidak bisa menolak. Mending tidak datang,” kata Agus saat itu. (ANTONY LEE)
*Artikel ini tayang pada Harian Kompas edisi Senin, 22 Agustus 2016 dengan judul ”Anker” yang Kangen Kereta Komuter*
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.