Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Tahun 2012, Arcandra Pernah ke Indonesia Menggunakan Paspor AS

Kompas.com - 18/08/2016, 13:39 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Imigrasi Ronny Franky Sompie mengatakan, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar, pernah menggunakan paspor Amerika Serikat ke Indonesia.

Berdasarkan data yang tercatat di Imigrasi, perjalanan itu dilakukan pada tahun 2012.

"Soal perlintasan, tentu kamisudah mendapatkan datanya. Pernah (ke Indonesia) tahun 2012," ujar Ronny di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Saat itu, kata Ronny, bisa saja Arcandra menggunakan visa on arrival.

Namun, ia tidak dapat memastikan berapa kali Arcandra menggunakan paspor AS-nya.

(Baca: Gloria Akhirnya Boleh Jadi Paskibra, Arcandra Jadi Apa?)

Paspor tersebut hanya digunakan selama setahun.

"Kemudian tahun 2013 sampai 2016 tidak ke Indonesia, sampai sebelum dilantik sebagai menteri baru menggunakan paspor Indonesia," kata Ronny.

Ronny mengakui, sistem Imigrasi di Indonesia belum dirancang untuk memberikan peringatan jika ada penggunaan dua paspor dengan negara yang berbeda.

Hal ini menyebabkan pihak Imigrasi tidak bisa mendeteksi bahwa Arcandra memiliki dua paspor.

Sementara, bagi warga negara yang punya paspor Indonesia dengan data yang berbeda, sistem akan langsung mendeteksinya.

(Baca: Usai Bertemu Jokowi, Arcandra Sebut Berkontribusi untuk Negara Tak Harus Jadi Menteri)

"Termasuk sistem cekal," kata Ronny.

Kasus Arcandra menjadi pelajaran bagi Imigrasi untuk bekerja sama dengan negara lain untuk menyaring adanya penggunaan dua paspor negara berbeda dengan identitas yang sama.

Sementara ini, sistem akan dikelola secara manual.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com