Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Berita yang Perlu Anda Tahu di Tanggal 17 Agustus

Kompas.com - 18/08/2016, 05:52 WIB

1. Mega setuju PDI-P usung Ahok-Djarot

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mulai memberi isyarat terang benderang tentang calon yang bakal diusung partainya di pilkada DKI Jakarta.

Rabu (17/8/2016) sore kemarin, Megawati mengundang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke kantor DPP PDI-P, Jakarta. Hadir pula dalam pertemuan itu Sekjen PDI-P Hasto Kritiyanto dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Dalam pertemuan itu Megawati menyampaikan bahwa dirinya setuju mendukung Ahok asal berpasangan dengan Djarot. Namun, sikap Megawati ini belum disampaikan secara terbuka sebagai sikap partai.

Selengkapnya baca di sini.

Warta Kota/Alex Suban Anggota Paskibraka Tim Arjuna bersiap untuk mengibarkan bendera dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016).
2. Empat hal berbeda dalam upacara 17 Agustus di Istana

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, ada empat hal yang berbeda dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Negara kemarin.

Apa saja?

Pertama, bendera pusaka diarak dari monumen nasional ke Istana. Kedua, Jokowi mengundang tamu-tamu khusus yaitu mereka yang sepak terjangnya menginspirasi Indonesia.

Tiga, detik-detik peringatan proklamasi kemerdekaan ditayangkan melalui teknolgi foto 360 derajat. Empat, jumlah pasukan pengibar bendera pusaka yang biasanya berjumlah 68 kini hanya 67. Kenapa 67? Karena Gloria harus hengkang.

Selengkapnya baca di sini.

Fabian Januarius Kuwado Gloria Natapraja Hamel melayani permintaan foto bersama usai melaksanakan upacara penurunan bendera 17 Agustus 2016 di Istana Merdeka.
3. Akhir kisah Gloria

Gloria Natapraja Hamel yang sempat dikeluarkan dari tim pasukan pengibar bendera pusaka karena memiliki dua kewarganegaraan akhirnya kembali diizinkan bergabung atas perintah Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Gloria kembali dilibatkan dalam upacara penurunan bendera, Rabu sore. Ia ditempatkan jadi penjaga gordon. 'Gordon' adalah anggota Paskibraka yang bertugas di panggung.

Pasukan ini bertugas untuk menyambut Presiden Joko Widodo, Ibu negara Iriana dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta istri saat memasuki dan keluar arena upacara.

Selengkapnya baca di sini. Rangkaian kisah Gloria bisa dilihat dalam topik ini.

Yves Lacroix/Badminton Photo Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad
4. Medali Emas dari Bulutangkis

Ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengembalikan tradisi medali emas Olimpiade untuk Indonesia.

Di final, Liliyana/Tontowi mengalahkan ganda Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 21-14, 21-12.

Tontowi/Liliyana merupakan satu-satunya wakil Indonesia di final. Dua harapan medali lainnya, Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan dan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari telah gagal di babak sebelumnya.

Baca selengkapnya di sini

Warta Kota/Alex Suban AKBP Kusworo Wibowo (kiri) dan Asintel Danpaspampres Kolonel Kav Purwito (kanan) menggelandang pria dengan seragam Polri berpangkat Brigjen di samping Istana Merdeka, Jakarta Pusat, sebelum upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi, Rabu (17/8/2016). Pria dengan papan nama Luhut L Panjaitan ini mengaku sebagai warga kehormatan Brimob dan anak angkat Jenderal Yasin.
5. Polisi gadungan ikut upacara di Istana

Seorang pria berbaju polisi ditangkap dari barisan bangku tamu undangan Upacara Hari Kemerdekaan Ke-71 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8/2016). Pria itu diduga polisi gadungan.

Ia mengenakan seragam polisi dengan tanda pangkat bintang satu. Pria yang diketahui bernama Luhut Panjaitan itu mengaku warga kehormatan Korps Brimob Polri. 

Berdasarkan penyelidikan, ia memang merupakan anggota kehormatan. Namun, ia menyalahi peraturan karena mengenakan seragam polisi dengan berbagai atribut kepangkatan.

Selengkapnya baca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com