Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Freddy Budiman, Tim Gabungan Temukan Informasi Tambahan dari Nusakambangan

Kompas.com - 17/08/2016, 11:49 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Gabungan terkait testimoni Freddy Budiman, Hendardi, mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan sejumlah informasi tambahan terkait pertemuan Freddy dengan Koordinator Komisi Nasional Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar.

Hasil itu didapat usai pemeriksaan para saksi yang mengetahui pertemuan itu di Nusakambangan.

"Kami minta keterangan apakah informasi yang diberikan Haris memang seperti itu atau ada yang terlewat," kata Hendardi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/8/2016).

"Setelah dicek, baru kami telusuri dari informasi tambahan itu," ujarnya. 

Namun, Hendardi enggan mengungkap informasi tambahan yang mereka dapatkan karena belum dilaporkan ke pimpinan tim, yakni Inspektur Pengawasan Umum Polri Komjen Pol Dwi Priyatno.

Ia mengatakan, di Nusakambangan, tim memeriksa kepala lapas, petugasnya, hingga para tahanan yang hadir saat pertemuan Haris dan Freddy terjadi.

Kemudian, tim juga mendatangi dua lapas, yakni Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih.

"Kedatangan kami ke sana untuk merekam perjalanan Freddy, siapa saja yang ada dengan Freddy saat itu, dan mencari keterangan," kata Hendardi.

Selain itu, tim juga melakukan rekonstruksi peristiwa pertemuan Haris dan Freddy di lapas. Dalam rekonstruksi, kemudian diketahui siapa saja yang hadir dalam pertemuan itu.

"Hal lainnya, kami melacak administrasi saat itu tamunya siapa saja yang berhubungan dalam pertemuan itu lewat buku tamu," kata Hendardi.

Sebelumnya, tim independen telah menyambangi adik Freddy Budiman, Latief alias Johny Suhendar di lapas Salemba.

Latief diduga mengetahui informasi terkait apa yang diutarakan Freddy soal keterlibatan oknum polisi dalam peredaran narkoba.

"Kami akan lakukan pengecekan kembali apakah ada yang terlewat dari Haris. Bisa saja ada yang dengar uang sekian miliar dikirim ke pejabat ini," kata Hendardi.

Kompas TV Polri Terus Usut Aliran Dana Freddy Budiman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com