Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Indonesia Belum Siap Jalankan Sistem Kokurikuler

Kompas.com - 12/08/2016, 22:27 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menilai sekolah di Indonesia belum siap untuk melaksanakan kebijakan kokurikuler yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Hal itu terkait dengan infrastruktur sekolah yang belum merata.

"Infrasutruktur yang harus dipersiapkan saja tidak cukup 5 tahun karena negeri ini luas dengan jumlah sekolah dan siswa yang begitu besar, berkali-kali lipat Eropa," kata Retno dalam pesan singkat, Jumat (12/8/2016).

Retno menyebutkan infrastruktur yang diperlukan di antaranya seperti ruang seni, laboratorium, dan perpustakaan yang dipenuhi oleh buku-buku sastra.

Retno mengatakan, rata-rata jam belajar sekolah di Eropa telah menggunakan kokurikuler. Di sana, siswa masuk jam 08.00-16.00. 

(Baca:  Menteri Sosial Sebut Penerapan "Full Day School" Tidak Bisa Disamaratakan)

"Tapi istirahatnya 5 kali. Ada makan siang bersama yang disediakan negara. Kalau untuk SD bahkan ada tidur siang di sekolah. Disediakan fasilitas tidur. Jumlah siswa juga hanya 20 orang maksimal 1 kelas," ucap Retno.

Retno menuturkan, sekolah di Eropa memiliki fasilitas yang sangat lengkap untuk pengembangan diri siswa.

Sementara di Indonesia, lanjut dia, masih jauh dari kondisi tersebut. Retno berharap kebijakan pendidikan yag dibuat harus berdasarkan pada fakta, data, kajian, dan analisa yang mendalam. Terlebih, kebijakan yang menyangkut nasib jutaan anak dan masa depan Indonesia.

Gagasan kokurikuler yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuai polemik di masyarakat. Gagasan kokurikuler itu sebelumnya dikenal publik dengan sebutan "full day school".

(Baca: Mendikbud: Program "Full Day School" Tetap Jalan, Teknisnya Belum)

Berbagai pihak dari mempertanyakan penerapan kokurikuler. Masyarakat bahkan membuat petisi dalam jaringan berjudul "Tolak Pendidikan "Full Day"/SehariPenuh di Indonesia".

Namun demikian, Muhadjir mengatakan wacana kokurikuler tetap berjalan. Menurut Muhadjir, penerapan kokurikuler akan terus dikaji dan disiapkan teknis pelaksanaannya.

"Full day (sehari penuh) jalan. Teknisnya belum, tetapi insya Allah jalan," kata Mendikbud seusai berkunjung ke SMK Muhammadiyah Imogiri Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (10/8/2016).

(Baca: Mendikbud: Mohon untuk Tidak Menggunakan Kata-kata "Full Day School", Menyesatkan)

Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, Muhadjir mengaku tidak bermasalah jika program kokurikuler batal diterapkan. Muhadjir mengatakan akan mencari program lain yang lebih tepat untuk masyarakat.

"Kalau tidak (diterapkan) ya enggak apa-apa, kami tarik (programnya) saya coba cari pendekatan lain," ujar Muhadjir di bilangan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2016).

Kompas TV "Full Day School" Cocok Diterapkan di Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com