Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haris Azhar: Kalau Saya Tulis Semua yang Diceritakan Freddy Bikin Sakit Hati

Kompas.com - 10/08/2016, 17:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengatakan, dirinya membeberkan informasi yang didapatkan dari Freddy Budiman tanpa mencoba mencari sendiri kebenaran pernyataannya.

Haris telah mencoba mencari opini kedua dari pengacaranya.

"Informasi dari Freddy tidak begitu saja saya tulis. Saya coba cari konfirmasi lewat pengacaranya. Kita usaha lah sedikit," ujar Haris dalam diskusi di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Haris mencoba mencari tahu siapa pengacara Freddy melalui pemberitaan, tetapi tidak diketahui siapa kuasa hukum yang mendampingi di pengadilan. Haris hanya mengetahui pengacara yang mengajukan peninjauan kembali dan upaya hukum lain.

"Saya minta ke Peradi, benar tidak ini pengacaranya? Bener tidak izinnya?" kata dia.

(baca: Begini Kerja Tim Independen Bentukan Polri Selidiki Cerita Freddy Budiman)

Haris kemudian menelusuri pledoi Freddy. Dalam ceritanya, Freddy mengaku membeberkan oknum yang terlihat dalam peredaran narkoba di pledoi tersebut.

Setelah Haris mendapatkan pledoi dari Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, ternyata oknum-oknum itu tidak tertera di dalamnya.

Meski begitu, Haris menganggap informasi dari Freddy terlalu berharga untuk sekadar dijadikan cerita. Akhirnya, ia memutuskan untuk menulis cerita Freddy berdasarkan apa yang diingatnya.

"Apa yang diceritakan Freddy tidak saya tulis semuanya. Kalau saya tulis semuanya bikin sakit hati," kata Haris.

(baca: Ada Petugas BNN Protes Kamera CCTV Dipasang di Sel Freddy Budiman)

Sebelumnya, Haris Azhar mengaku mendapatkan kesaksian dari Freddy Budiman terkait adanya keterlibatan oknum pejabat Badan Narkotika Nasional, Polri, TNI, dan Bea Cukai dalam peredaran narkoba yang dilakukan Freddy.

Kesaksian Freddy, menurut Haris, disampaikan saat memberikan pendidikan HAM kepada masyarakat pada masa kampanye Pilpres 2014.

Menurut Haris, Freddy bercerita bahwa ia hanya operator penyelundupan narkoba skala besar. Saat hendak mengimpor narkoba, Freddy menghubungi berbagai pihak untuk mengatur kedatangan narkoba dari China.

"Kalau saya mau selundupkan narkoba, saya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai, dan orang yang saya hubungi itu semuanya titip harga," kata Haris, mengulangi cerita Freddy.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com