Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAD: Langsung Pecat! Saya Tidak Mau Diribetin Anggota Terlibat Narkoba Lagi

Kompas.com - 10/08/2016, 16:12 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Mulyono tidak ingin melihat anggotanya yang terlibat dalam jaringan narkotika, baik sebagai pengguna ataupun pengedar.

Dia akan menindak tegas siapa pun anggotanya yang memang terbukti terlibat dalam jaringan narkotika.

Mulyono mengatakan, untuk penelusuran keterlibatan anggota TNI dalam jaringan narkoba, Mabes TNI, dalam hal ini di bawah komando Panglima TNI Gatot Nurmantyo, sudah membuat tim investigasi terkait dugaan keterlibatan oknum tentara dalam jaringan pengedar narkoba Freddy Budiman.

"Tim ini kan baru berjalan dua hari. Kita tunggu hasilnya, tapi saya secara pribadi tidak mau jika ada anggota saya yang terlibat dalam jaringan narkoba. Jika terbukti terlibat akan langsung saya proses. Kalau perlu saya pecat," ujar Mulyono saat ditemui di Balai Kartni, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).

(Baca: TNI Bentuk Tim Investigasi Usut Keterlibatan Prajurit dalam Jaringan Narkoba)

Mulyono mengungkapkan pihaknya telah melakukan pembersihan internal dan pendisplinan terhadap semua pasukan TNI Angkatan Darat.

Dia juga menuturkan akan melakukan peningkatan pengawasan terkait penggunaan sarana dan prasarana militer agar tidak disalahgunakan di luar tugas kedinasan.

"Saya juga telah meningkatkan pengawasan penggunaan sarana dan prasarana. Jangan sampai disalah gunakan. Kendaraan-kendaraan dinas TNI yang dipakai preman dan memakai plat TNI. Kami sedang cek lagi, biar tidak dipakai untuk transaksi narkoba," kata Mulyono.

"Panglima TNI sedang investigasi, kalau memang ada anggota saya yang terlibat saya tidak mau diribetin lagi. Langsung saja saya pecat, daripada saya yang repot urus orang yang terlibat narkoba," tambah dia.

(Baca: Panglima TNI: Prada sampai Jenderal jika Berbuat Salah, Harus Ditindak)

Sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa pihaknya telah membentuk tim untuk menyelidiki keterlibatan oknum TNI yang terlibat jaringan peredaran narkoba.

Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti keterangan koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar  terkait pengakuan Freddy Budiman dan instruksi Presiden Joko Widodo.

Gatot menuturkan saat ini tim tersebut telah melakukan penelusuran untuk mencari tahu siapa oknum TNI berpangkat bintang dua yang disebut haris telah membantu Freddy menyelundupkan narkoba.

(Baca: Ada Petugas BNN Protes Kamera CCTV Dipasang di Sel Freddy Budiman)

Namun, ia mengakui proses tersebut masih mengalami kendala karena Haris atau Freddy sendiri tidak menyebut secara pasti siapa nama jenderal tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com