Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekelumit Kisah Tito Karnavian Saat Hadapi Teroris...

Kompas.com - 05/08/2016, 05:32 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Cerita pemberantasan terorisme tak melulu menyisakan ketakutan dan kekhawatiran. Bagi Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, pemberantasan terorisme justru menyisakan sekelumit kisah yang mengundang canda.

Beberapa kisah itu dia sampaikan dalam sebuah diskusi bertajuk konflik keagamaan di kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), di Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Awalnya, Tito berkisah tentang proses penangkapan sekelompok teroris di Bogor. Saat itu turun hujan dan pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tengah mengejar kelompok teroris di Bogor.

Saat itu, dua teroris yang diburu hendak melakukan pengeboman dan sudah bersiap dengan bomnya. Namun, saat ditangkap, petugas Densus 88 berhasil mengamankan bom yang mereka bawa sehingga gagal meledak.

Tito menuturkan, sesuai standard operating procedure (SOP) maka keduanya pun langsung diborgol dan senjata mereka pun dilucuti. Selang beberapa saat ternyata kedua teroris itu menangis.

Tak ayal, petugas Densus yang membawa mereka heran. Hal itu disampaikan oleh petugas Densus 88 kepada Tito.

Saat itu, Tito masih belum menjabat sebagai Kapolri, dirinya masih mengepalai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Tito pun mendatangi keduanya lantas bertanya mengapa mereka menangis.

Kedua teroris itu menjawab, mereka menyesal karena bom yang mereka bawa tak sempat meledak sehingga tak bisa mencelakai aparat.

"Jadi dalam pandangan mereka membunuh aparat dengan meledakkan bom yang mereka kenakan sampai mereka ikutan mati itu hitungannya mati syahid," kata Tito.

"Lantas saya bilang saja ke mereka supaya bunuh diri saja sekarang biar mati syahid karena kan hitungannya gagal, tapi saat menjalankan tugas. Mereka sembari menangis bilang ke saya, 'Kalau itu malah masuk neraka, Pak'," ujar Tito dan langsung disambut tawa peserta diskusi.

Mengalami kejadian itu, Tito mengaku heran. Menurut dia, bagaimana bisa seseorang mengatakan tindakan bunuh diri adalah perbuatan dosa, sedangkan dia juga membunuh manusia lain.

Selain itu, Tito berkisah saat dia mewawancarai pelaku pengeboman Kedutaan Besar Australia di Kuningan, Jakarta.

Waktu Tito ditanya oleh si pelaku apakah dia akan mati atau tidak. Tito menjawab dengan mantap bahwa dirinya pasti akan mati.

Lantas si pelaku bertanya kembali lebih penting mati pada usia tua atau mati dalam keadaan suci. Tito pun menjawab lebih baik mati dalam keadaan suci.

"Lalu dia bilang makanya dia melakukan amaliyah dengan mengebom supaya mati dalam keadaan suci dan tak perlu menunggu usia tua. Saya jelas tidak terima dan mendebat dia," kata Tito.

"Akhirnya kami saling ngotot dan repotnya dia mengeluarkan banyak ayat dari kitab suci. Sayang, saya tidak menguasai banyak ayat. Kalau saya hafal banyak ayat pasti bisa mengimbangi," lanjut Tito.

Kompas TV Kapolri Janji Dalami Informasi dari Haris Azhar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com