Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpidana Hukuman Mati Mulai Tempati Sel Isolasi di Nusakambangan

Kompas.com - 26/07/2016, 08:33 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu pelaksanaan eksekusi mati sudah semakin dekat. Diketahui, beberapa terpidana mati yang telah dipindahkan ke Nusakambangan kini masuk ke sel isolasi.

Salah satunya terpidana mati kasus narkotika asal Pakistan, Zulfiqar Ali. Ia dihukum terkait kepemilikan 300 gram heroin tahun 2004.

Pengacara Zulfiqar, Saut Edward Rajagukguk mengatakan, kliennya telah dimasukkan ke tempat isolasi, Selasa (26/7/2016).

"Iya sudah, baru saja dipindahkan dari ruangan biasa ke ruangan isolasi," ujar Saut saat dihubungi Kompas.com, Selasa pagi.

(Baca: Jokowi Diminta Batalkan Rencana Eksekusi Mati Zulfiqar Ali)

Saut mengaku sama sekali tidak mendapatkan informasi resmi dari pihak lembaga pemasyarakatan maupun kedutaan besar Pakistan mengenai isolasi ini. Dia justru mengetahui hal itu dari istri Zulfiqar yang diberitahu petugas lapas.

"Jadi sebenarnya tidak boleh dikasih tahu dia masuk isolasi," kata Saut.

Pihak Kedutaan Besar Pakistan pun dikabarkan telah berada di Nusakambangan. Sehari sebelumnya, Zulfiqar yang menjalani pengobatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap dibawa ke lapas Batu Nusakambangan.

Kondisi kesehatannya dianggap cukup stabil untuk dikembalikan ke lapas.

(Baca: Amnesty International: Kepemimpinan Jokowi Direndahkan dengan Hukuman Mati)

Selain Zulfiqar, terpidana mati yang juga baru diisolasi yaitu Seck Osmane warga negara Afrika Selatan yang dihukum mati terkait kasus narkoba. Ia diputus bersalah atas kepemilikan 2,4 kilogram heroin dan mengedarkannya.

Pengacara Seck, Farhat Abbas mengatakan, kliennya dimasukan ke ruang isolasi pada Senin (25/7/2016) malam. Meski begitu, ia belum mendapatkan informasi resmi soal isolasi kliennya.

"Dapat telpon dari kedutaan sana, katanya diberitahu jaksanya. Sampai sekarang kami belum terima surat pemberitahuan dan diminta konsultasi ke Kejaksaan Agung," kata Farhat.

(Baca: Kunjungan ke LP Nusakambangan Dihentikan Sementara, Ada Apa?)

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Muhammad Rum tidak secara gamblang membenarkan adanya isolasi tersebut. Ia mengatakan, sejauh ini, pihaknya masih mematangkan persiapan eksekusi mati.

"Masih persiapan semua, persiapan akhir," ujar Rum.

Namun, Rum tidak bisa memastikan apakah waktu pelaksanaan eksekusi kian dekat. Ia mengatakan, pada saatnya nanti pihak Kejagung akan terbuka mengenai eksekusi mati.

Kompas TV Presiden: Hukuman Mati Harus Dilaksanakan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com