b. Pihak ke I akan membuatkan dan menyerahkan kepada pihak ke II sebuah rumah pesanggrahan yang sesuai dengan besar dan bentuknya yang dibangunkan di suatu tempat yang ditunjuk oleh pihak ke II.
Berdasarkan hasil perundingan kedua, pada tanggal 11 Agustus 1961, TNI AU telah membuatkan dan menyerahkan rumah pesanggrahan seperti yang tertuang di dalam berita acara dengan memesan di PT Tekad Mas dengan biaya pembuatan sebesar Rp. 150.000 (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah).
Maka sejak itulah pesanggrahan ini beralih ke TNI AU dan sering sekali pesanggrahan ini digunakan KASAU (Kepala Staf Angkatan Udara) pada waktu itu untuk beristirahat setelah lelah berburu di kawasan Sesaot Lombok Barat.
Hingga saat ini, bulan Juli 2016 pesanggrahan sesaot masih dirawat dan dipelihara oleh Pangkalan TNI AU Rembiga dan sekarang ditinggali oleh keluarga dari Bapak Muhdar, tenaga Honorer Lanud Rembiga.
Pesanggrahan sesaot, dahulu merupakan tempat beristirahat KASAU Marsekal TNI Rd. S Suryadarma setelah lelah berburu di kawasan hutan lindung Sesaot Lombok Barat. Seiring berjalannya waktu, pesanggarahan yang tadinya berada di dalam hutan lindung dialihkan ke pinggiran hutan lindung sesuai dengan hasil perundingan antara Lanud Rembiga dengan Dinas Kehutanan dan kawasan hutan lindung.
Kawasan hutan lindung ini ini merupakan salah satu destinasi wisata alam andalan di Lombok dengan aliran sungai alam yang jernih dan juga terdapat bendungan tua yang saat ini dijadikan tempat wisata pemandian oleh masyarakat setempat.
Menjelang tanggal 29 Juli 2016 yang merupakan “Hari Bakti” Angkatan Udara, kiranya rumah Pasanggerahan di Sesaot Lombok Barat sudah sepantasnya dapat menjadi catatan tersendiri bagi Dinas Sejarah Markas Besar Angkatan Udara untuk memberikan perhatian yang layak sebagai bagian dari sejarah Angkatan Udara.
Belum banyak anggota Angkatan Udara yang mengetahui keberadaan rumah Pasanggerahan di Sesaot Barat ini. Kepedulian jajaran Pangkalan Angkatan Udara di Lombok yang diteruskan dari tahun ke tahun terutama oleh perwira yang menjabat sebagai Komandan Pangkalan, sebagai penanggung jawab patut pula dihargai.
Nilai sejarah selalu akan memberikan tambahan pelajaran bagi siapa saja yang mempunyai keinginan besar untuk maju.
George Santayana mengatakan bahwa “Those who do not remember the past are condemned to repeat it!“ Mereka yang melupakan sejarah, akan gagal memetik pelajaran dari sesuatu yang telah terjadi dan biasanya akan selalu terkutuk untuk mengalami pengulangan sejarah itu sendiri. Semoga kita semua tidak meninggalkan sejarah.