Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinergitas Polri-Muhammadiyah di Era Tito Karnavian

Kompas.com - 19/07/2016, 08:36 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

Kompas TV Kapolri Tito Lakukan Koordinasi Internal Polri

Menurutnya pascareformasi 1998, salah satu hal yang gagal adalah merubah dan membenahi institusi kepolisian. Dia berharap Tito akan memenuhi janjinya tersebut dan lebih terbuka terhadap kritik masyarakat dalam memimpin Polri.

"Saya menyambut baik janji pak Tito untuk mereformasi Polri. Saya harap pak Tito lebih terbuka terhadap kritik dari masyarakat," tutur Dahnil.

Kejahatan dan Kemiskinan

Selain sinergitas terkait reformasi Polri, Tito juga memandang kerjasama dengan Muhammadiyah bisa terjalin dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial di masyarakat melalui pendidikan dan dakwah, khususnya terkait masalah kemiskinan.

Menurut Tito, sebagai sebuah ormas besar Islam, Muhammadiyah memiliki kewajiban mengentaskan kemiskinan yang sejalan dengan fungsi Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban nasional (Kamtibnas).

"Muhammadiyah ini punya peran di bidang pendidikan dan dakwah. Hal itu sesuai dengan tugas Polri di bidang Kamtibnas dan pengayoman. Maka Polri dan Muhammadiyah harus bisa bersinergi dalam mengentaskan kemiskinan," kata Tito.

Tito menjelaskan, tingginya angka kriminalitas di Indonesia sedikit banyak disebabkan oleh masalah kemiskinan di masyarakat.

Masyarakat Indonesia saat ini masih didominasi kelas bawah dengan standar hidup di bawah garis kemiskinan. Menurutnya, beberapa daerah yang sebagian penduduknya hidup miskin cenderung memiliki angka kejahatan yang tinggi.

Dia berpandangan, angka kriminalitas bisa ditekan apabila tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat Tito berharap Muhammadiyah bisa bekerja sama dengan Polri sesuai dengan perannya masing-masing dalam menyejahterakan masyarakat.

"Saya harap Muhammadiyah mampu mengentaskan kemiskinan, memberi pencerahan dan membawa Islam yang rasional. Kalau berhasil menghilangkan kemiskinan mungkin polisi tidak perlu ada lagi. Saya berhenti jadi polisi dan masuk Muhammadyah," kata Tito sambil tertawa.

Tito menilai saat ini disparitas antara kaya miskin semakin lebar. Ada perbedaan signifikan yang kasat mata terkait taraf di masyarakat.

Kemampuan daya beli masyarakat semakin rendah sedangkan harga kebutuhan pokok semakin melambung tinggi Indeks gini ratio masyarakat juga cukup rendah. Hal tersebut, kata Tito, membuat jurang pemisah kaya dan miskin semakin lebar.

"Gap antara the have dan the have not semakin lebar. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk memperkecil gap. Kerjasama harus dibangun antara Muhammadiyah di bidang pendidikan dan pihak kepolisian," ungkapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com