JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi IX DPR Ermalena mendesak Kementerian Kesehatan mengungkapkan semua nama fasilitas kesehatan (faskes) yang kedapatan menggunakan vaksin palsu.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelumnya mengungkapkan, ada 37 faskes di sembilan provinsi yang pengadaan vaksinnya tidak melalui pemasok resmi. Namun, baru 14 nama faskes yang dibeberkan ke publik. Masih ada 23 faskes yang belum diungkapkan namanya ke publik.
"Kami akan minta untuk diberikan secara tertulis seluruhnya dan kami harapkan itu semua bisa diumumkan," tutur Ermalena di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
(Baca: Delapan Bidan Juga Gunakan Vaksin Palsu, Ini Daftarnya...)
Menurut dia, masyarakat perlu mengetahui bahwa anak-anaknya pernah diimunisasi di tempat-tempat yang diumumkan tersebut dan diduga mendapatkan vaksin palsu.
Dengan demikian, anak-anak mereka dapat masuk ke dalam kelompok yang akan diuji antibodinya. Jika tak diumumkan, tidak ada yang dilaporkan karena masyarakat tidak mengetahui.
"Paling penting, kerugian yang diderita oleh anak yang bersangkutan karena tidak menerima imunitas sebagaimana mestinya," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.
(Baca: Modus Operandi Pengadaan Vaksin Palsu di 14 Rumah Sakit)
Berdasar paparan Bareskrim Polri dan Kementerian Kesehatan di Komisi IX DPR kemarin, ada 14 rumah sakit, 8 klinik, dan tenaga kesehatan yang menggunakan vaksin palsu.
Sebagian besar beroperasi di sekitar Bekasi. Rinciannya, 10 RS di Kabupaten Bekasi dan 3 RS di Kota Bekasi.
Adapun daftar 14 Rumah Sakit tersebut adalah:
1. DR Sander, Cikarang
2. Bhakti Husada, Terminal Cikarang
3. Sentral Medika, Jalan Industri Pasir Gombong
4. RSIA Puspa Husada
5. Karya Medika, Tambun
6. Kartika Husada, Jalan MT Haryono Setu, Bekasi
7. Sayang Bunda, Pondok Ungu Bekasi
8. Multazam, Bekasi
9. Permata, Bekasi
10. RSIA Gizar, Villa Mutiara Cikarang
11. Harapan Bunda Kramat Jati, Jakarta Timur
12. Elisabeth, Narogong, Bekasi
13. Hosana, Lippo Cikarang
14. Hosana, Bekasi, Jalan Pramuka