Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Nur Rohman Diduga Pelaku Tunggal, Berasal dari Kelompok JADKN

Kompas.com - 06/07/2016, 09:51 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran sementara, diduga Nur Rohman merupakan pelaku tunggal yang terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta, Selasa (5/7/2016).

"Dugaan sementara dia pelaku tunggal," ujar Badrodin saat ditemui usai shalat Idul Fitri di Masjid Al Ikhlas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/7/2016).

Nur Rohman, kata Kapolri, berasal dari jaringan kelompok Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN).

Menurut Badrodin, kelompok JADKN yang dipimpin oleh Bahrun Naim ini berbeda dengan kelompok Jemaaah Ansharut Daulah atau JAD pimpinan Aman Abdurrahman. Namun, kedua kelompok tersebut sama-sama berafiliasi dengan ISIS.

"Jadi pelaku ini kelompok JADKN, sedangkan Aman Abdurrahman itu JAD. Kelompoknya berbeda," ujar Badrodin.

(Baca: Kapolda Jateng: Sidik Jari Pelaku Bom Bunuh Diri Milik Nur Rohman)

Badrodin menjelaskan, kelompok JADKN ini merupakan bagian dari Jamaah Islamiyah (JI). Kelompok tersebut merupakan kelompok militan Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS.

"Kelompok ini merupakan sempalan JI yang mendukung ISIS," kata Badrodin.

Kapolri menambahkan, pihaknya masih menelusuri jaringan kelompok militan Indonesia yang mendukung ISIS.

Menurut dia, ada kemungkinan kelompok-kelompok tersebut terpecah dan membentuk sel  atau kelompok kecil baru.

(Baca: Shalat Id Digelar di Depan Lokasi Bom Bunuh Diri di Solo)

"Sejak Januari sampai sekarang pasti kan ada komunikasi dengan jaringan, entah itu jaringan kelompok awal yang masih di dalam negeri. Bisa jadi mereka membentuk sel baru untuk melakukan aksi. Kami terus telusuri," kata Kapolri.

Badrodin mengatakan, Nur Rohman diduga merakit sendiri bom. Usia bom yang digunakan oleh pelaku sama dengan bom yang dipakai dalam serangan teroris di kawasan Thamrin, Jakarta, pada Januari 2016.

(Baca: Identifikasi Sementara, Usia Bom di Solo Hampir Sama dengan Bom Thamrin)

Dugaan sementara, kemampuan merakit bom tersebut didapatnya melalui internet dan video tutorial karena polisi belum menemukan rekam jejak atau petunjuk apakah Nur Rohman pernah mengikuti pelatihan militer.

Teror bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polresta Surakarta, Selasa pukul 07.30 WIB, berawal ketika pelaku yang menggunakan sepeda motor berpelat nomor AD 6136 HM masuk ke halaman Mapolresta.

Anggota polisi kemudian mencegatnya dan menanyakan apa keperluan pelaku. Namun, sebelum sempat menjawab, pelaku melarikan diri sehingga dikejar.

Pelaku kemudian meledakkan diri di dekat kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Mapolresta Surakarta. Pelaku pun tewas seketika.

(Baca: Masih Jadi Target Teroris, Polri Perketat Pengamanan di Kantor Kepolisian)

Sementara itu, seorang anggota polisi bernama Brigadir Bambang Adi yang berjaga di SPKT mengalami luka ringan di bagian mata sebelah kiri dan badan bagian kanan akibat luka bakar.

Setelah kejadian, polisi menduga pelaku bom bunuh diri adalah Nur Rohman, tetapi perlu dilakukan tes deoxyribonucleic acid (DNA) untuk memastikan.

Kompas TV "Kita Tidak Boleh Takut Lawan Teror"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com