Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Hakim Agung Dicecar soal Transaksi Mencurigakan hingga Emas Batangan

Kompas.com - 22/06/2016, 13:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para panelis tes wawancara calon hakim agung pada hari kedua mempertanyakan transaksi mencurigakan dari para peserta tes wawancara yang dilangsungkan di Gedung Komisi Yudisial (KY), Jakarta, Selasa (22/6/2016).

Salah satu calon hakim agung yang diberondong pertanyaan terkait transaksi mencurigakan tersebut ialah hakim tinggi Pengadilan Tinggi Bandung Lexsy Mamonto yang ditanya mengenai asal uang Rp 500 juta yang pernah diterimanya.

"Saudara bisa jelaskan dari mana asal uang sebesar itu," tanya salah satu Komisioner KY, Sukma Violetta, saat mempertanyakan uang tersebut.

(Baca: Demi Integritas, Calon Hakim Agung Ini Mengaku Tak Pernah Santap Hidangan Persidangan KPK)

Lexsy pun menjawab pertanyaan tersebut. Berdasarkan pengakuannya, uang itu berasal dari saudaranya yang berprofesi sebagai pengusaha dan digunakan untuk membuat kartu kredit pada tahun 2009.

"Bukan saya yang minta. Saudara yang menawari. Ketika itu, saudara saya mengajak masuk ke lounge bandara, tetapi tidak sembarang orang bisa masuk. Hanya mereka yang punya kartu kredit yang bisa masuk. Akhirnya, dia menawarkan untuk membuatkan kartu kredit senilai Rp 500 juta," tutur Lexsy.

Kendati demikian, Lexsy menuturkan bahwa kartu kredit dengan nilai Rp 500 juta tersebut tidak gratis dan dia harus mengembalikan uang itu secara bertahap. Bahkan, kartu kredit tersebut hanya dipakai empat kali oleh dirinya tanpa diperpanjang yang akhirnya menjadi tidak aktif.

(Baca: Calon Hakim Agung Akui Pernah Didekati Pengacara dan Digoda Suap)

"Sekarang sudah tidak aktif karena tiap tahun kan harus diperpanjang," ucap dia.

Panelis pun menanyakan apakah angsuran untuk mengembalikan uang Rp 500 juta tersebut bisa dilacak melalui rekening. Lexsy pun mengatakan pembayaran cicilan tersebut bisa dilakukan pengecekan melalui rekeningnya baik jumlahnya maupun waktu pengiriman angsurannya sehingga dia yakin hal tersebut bukan hasil kejahatan, tetapi murni pinjaman.

Selain terkait uang Rp 500 juta, Lexsy juga diberondong pertanyaan terkait emas batangan seberat satu kilogram yang kabarnya dia simpan, tetapi pertanyaan itu dibantah Lexsy dan mengatakan hal tersebut hanyalah rumor semata.

"Itu tidak benar, hanya rumor, tidak pernah saya beli emas seberat itu dan tidak pernah menerima uang dari orang untuk membelinya," kata Lexsy membantah.

Calon hakim dan parpol

Selain menanyakan pertanyaan tentang transaksi mencurigakan, panelis juga memeriksa rekam jejak para calon hakim, seperti kepada Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Palu Panji Widagdo yang ditanya oleh Komisioner KY Sukma Violetta terkait informasi pertemuan calon hakim agung tersebut dengan salah satu pengurus partai di ruang kerjanya.

Panji tidak menyangkal pernah ada seorang politisi yang masuk ruang hakim. Saat itu, dia merasa terkejut dengan kedatangan politisi itu dan heran bagaimana dia bisa masuk ruang khusus tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Nasional
KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

Nasional
Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena 'Mark Up' Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena "Mark Up" Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com