Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tommy Soeharto Dinilai Tak Penuhi Syarat Jadi Calon Ketum Golkar

Kompas.com - 03/05/2016, 09:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Niat Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto untuk maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar dipertanyakan. Tommy dinilai tidak memenuhi dua syarat untuk memimpin partai berlambang pohon beringin itu.

Syarat pertama adalah keharusan pernah menjadi pengurus Partai Golkar tingkat pusat, provinsi, atau ormas Golkar selama satu periode penuh.

"Apakah Tommy selama ini aktif di kepengurusan Partai Golkar?" kata pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bakti, saat dihubungi, Selasa (3/5/2016).

Selain keaktifan sebagai pengurus, Ikrar menilai, ada syarat lainnya yang mengganjal Tommy, yakni syarat harus memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tak tercela (PDLT).

(Baca: Ini 18 Persyaratan Bakal Calon Ketua Umum Golkar...)

"Dia tercela tidak, pernah masuk penjara karena kasus pembunuhan?" ucap Ikrar.

Namun, Ikrar mengakui, dengan status sebagai anak mantan Presiden RI, Soeharto, serta uang yang dimiliki, bukan tak mungkin Tommy akan lolos sebagai calon ketua umum (ketum) dan bahkan memenangi pertarungan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar.

"Bukan mustahil dia bisa menang apabila jorjoran mengeluarkan duit. Namun, apa semurah itu pemilik suara DPD I dan II Golkar?" ujar Ikrar.

(Baca: Ada Lobi Politik di Balik Munculnya Tommy Soeharto dalam Munaslub Golkar)

Meski belum pernah mendeklarasikan diri sebagai calon ketum, Tommy telah berkomunikasi dengan panitia pengarah munaslub terkait rencana pencalonannya.

Hal tersebut diakui anggota Steering Committee Munaslub Partai Golkar, Andi Sinulinga. (Baca: Tommy Soeharto Ajukan Diri sebagai Caketum Golkar)

"Dia komunikasi dengan Ketua SC, dan dia mau maju juga," ujar Andi saat dihubungi, Senin (2/5/2016).

Tommy akhirnya turut diundang dalam sosialisasi kepada bakal calon ketua umum yang dilakukan di Kantor DPP Golkar. Namun, yang bersangkutan tidak hadir dalam sosialisasi tersebut.

Kompas TV Golkar Siap Lakukan Munaslub
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com