JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengaku partainya belum mendalami berkas Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 yang sudah masuk.
Hingga saat ini, PDI-P masih memprioritaskan pembahasan untuk pilkada di daerah lainnya.
"Yang kami hadapi kan bukan pilkada di Jakarta saja, tetapi pilkada serentak yang artinya kami punya target kemenangan juga di daerah lainnya," ujar Hasto.
Lebih lanjut, menurut Hasto, Pilgub DKI Jakarta memiliki porsi tersendiri yang harus dipersiapkan sematang mungkin. Hal ini karena DKI Jakarta merupakan representasi sesungguhnya dari Indonesia.
"Rabu minggu depan (11/5/2016) kami akan mendalami berkas Calon Gubernur yang sudah masuk, tahapannya kami mau dengarkan tanggapan resmi dulu dari seluruh DPC, bagaimana pun juga DPC harus didengar suaranya karena itu representasi partai di akar rumput," ujar Hasto.
(Baca: Kata Megawati soal Risma untuk Pilgub DKI Jakarta...)
Dia menambahkan, saat ini PDI-P lebih memprioritaskan menjaring calon gubernur DKI Jakarta dari internal. PDI-P pun lebih mengutamakan para kepala daerah yang sukses memenangkan pilkada sebelumnya dengan raihan 82 persen suara.
Menurut Hasto, hal itu lebih mendesak untuk dilakukan untuk memastikan jalannya mesin partai dan juga regenerasi di tubuh partai.
"Beberapa nama yang berpotensi contohnya Abdullah Azwar Anas (Banyuwangi), Eddy Rumpoko (Kota Batu), M. Samanhudi Anwar (Kota Blitar)," kata Hasto.
Jika nantinya jadi mengusung Calon Gubernur DKI Jakarta dari para kepala daerah yang menang dengan suara minimal 82 persendi pilkada serentak 2015, Hasto pun mengaku PDI-P tak khawatir soal elektabilitas mereka yang masih rendah.
Menurut dia, yang perlu diutamakan bukan elektabilitas, tetapi kapasitas dari sang calon gubernur.
"Elektabilitas itu kan hanya soal mesin partai dan pengenalan ke masyarakat, sekarang masih ada 10 bulan lagi sebelum pencoblosan, 6 bulan saja cukup kok untuk mengangkat elektabilitas, apalagi 10 bulan," tutur Hasto.