Beberapa dari kami lantas berpindah tempat ke Empire Premiere XXI yang berjarak sekitar 7 kilometer dan ditempuh tidak lebih dari 15 menit.
Ini nyamannya Yogyakarta yang masih terjaga. Satu hari bisa mendatangi banyak tempat dan tetap produktif tanpa merasa terengah-engah seperti di Jakarta.
Di Empire, Heri Pemad turun langsung memastikan semua persiapan gala premiere. Pengelola sebagian besar event kesenian di Yogyakarta ini dipasrahi menyiapkan panggung red carpet di bawah purnama.
Di panggung yang nyaris jadi, Mira dan Riri mencek semua kesiapan. Sesekali mereka bergurau mengusir mules dan gundah yang tidak juga hilang.
Selain menyiapkan panggung, Heri Pemad juga dipasrahi mengedarkan 1.000 undangan gala premiere.
Di sela-sela mengawasi detil persiapan panggung, distribusi undangan dilakukan. Saat tengah mengatur distribusi undangan, dua orang perempuan menghampiri Heri Pemad dan mengaku ngidam bertemu Cinta alias Dian Sastrowardoyo untuk itu meminta undangan.
Heri Pemad tidak percaya. Namun, perempuan bernama Annisa yang juga dokter itu itu menunjukkan bukti periksa dokter atas kehamilannya berikut ultrasonografinya (USG).
Tak sanggup menolak lantaran takjub atas kegigihannya, dua undangan diberikan untuk Annisa dan seorang temannya.
Cerita para pemburu undangan gala premiere "AADC2" ini tentu membuat Mira dan Riri lega. Sambutan luar biasa penonton mengurangi mules dan kegundahan akan "AADC2" yang akan mereka lahirkan hari berikutnya.
Betul. Sambutan itu nyata hari berikutnya. Sejak siang, kemeriahan sudah terasa di sekitar Empire Premiere XXI.
Menjelang malam, satu ruas jalan di depan Empire yang ditutup, penuh dengan ratusan orang yang berdiri menanti para bintang "AADC2" melintasi karpet merah.
Mira dan Riri mengawali rombongan "AADC2" melintasi karpet merah. Lampu dan warna karpet yang menyala membantu wajah mereka berbinar meskipun film belum diputar.
Sorak dan teriakan para penggemar menutup risau yang belum juga hilang.
Satu persatu artis pendukung berjalan hingga memuncak pada Nicholas dan Dian. Kehadiran keduanya memunculkan gelombang riuh penuh jeritan dan tepuk tangan.
Kesediaan mereka menyalami para penggemar di luar pagar dan mengajak mereka foto bersama di luar dugaan. Penggemar berteriak-teriak minta bagian.
Sementara keriuhan di karpet merah masih terjadi, semua gang menuju studio di Empire sesak sejak pukul 20.00.
Begitu, pintu studio dibuka, gelombang massa berarak masuk untuk menyaksikan lanjutan kisah Cinta dan Rangga. Saya beruntung mendapat kesempatan nonton di studio 1 bersama semua pemain dan pendukung inti "AADC2".
Di studio 1, kemeriahan masih terjadi sesaat sebelum pemutaran film.
Ketika para pemain satu persatu masuk, sorak-sorai dan tepuk tangan menyambut.
Setelah semua duduk dan lampu di studio 1 meredup, keheningan hadir tiba-tiba. Semua seperti serentak menarik nafas dalam-dalam dengan tingkat ketegangan yang sama.
Saya menoleh ke arah Mira dan Riri di sisi kiri saya. Wajah tegangnya di awal lantas pecah ketika ada kejutan tak terduga di awal film dan disambut gembira.
Kejutan yang mengajak penonton fokus menunggu kisah Cinta dan Rangga sukses hingga 120 menit kemudian film berakhir.
Lantaran nonton bersama para pemain, setiap kali ada pemain tampil untuk pertama kali, ada sorakan dan kerap tepuk tangan.
Misalnya ketika perupa Eko Nugroho disebut namanya. Atau ketika muncul Marzuki "Kill the DJ" Mohamad" menyanyikan musik rap agrarisnya.
Tentu saja, sambutan paling meriah saat Rangga muncul dengan kemisteriusannya.
Mengaduk-aduk emosi
Emosi penonton diaduk-aduk hingga akhirnya semua berdiri bertepuk tangan saat film berakhir.
Sambil terus bertepuk tangan, semua menatap Dian dan Nicholas yang duduk bersebelahan. Di sebelah kiri, Dian didampingi suaminya Indraguna Sutowo.
Belum selesai tepuk tangan, Nicholas sudah memisahkan diri dari Dian dan berjalan ke depan layar.