Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Menyelesaikan Masa Lalu ala Cinta dan Rangga di "AADC2"

Kompas.com - 27/04/2016, 06:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kami duduk melingkari meja persegi kecil di lobi Greenhost Hotel, Yogyakarta, Jumat (22/4/2016) malam.

Belum lama berselang, media gathering untuk gala preimere film "Ada Apa dengan Cinta? 2" digelar.

Gala premiere film "AADC2" digelar malam berikutnya yaitu Sabtu (23/4/2016) di Empire Premiere XXI, Yogyakarta.

Saya datang terlambat saat pembicaraan seru tengah terjadi di antara sutradara "AADC2" Riri Riza, petani yang juga penyanyi hiphop Marzuki Mohamad, dan dua perupa paling hits asal Yogyakarta Eko Nugroho dan Iwan Effendi.

Pembicaraan terfokus pada hadirnya energi berkarya yang menyala-nyala di Yogyakarta.

"Bahkan di sudut-sudut gang, karya seni hadir tak kurang-kurang. Selalu saja menjumpai hal-hal baru. Kalau 'AADC2' belum kelar, saya abadikan apa yang saya jumpai di sudut gang tadi di dalam film," ujar Riri memeberi bukti tentang energi itu.

Riri terlihat rileks malam itu, meskipun tidak bisa menutup perasaan campur aduk menjelang gala premiere "AADC2".

Ikat kepala yang membuat rambut ikalnya menyembul menegaskan perasaan campur aduk itu. Sesekali ikat rambutnya diputar ke kiri dan ke kanan.

Tak lama berselang, produser "AADC2" Mira Lesmana bergabung. Berbeda dengan Riri yang pandai menyimpan perasaan, Mira lebih terbuka. Saat bergabung dan terlibat dalam pembicaraan, Mira mengaku sedang mules perutnya.

Bukan karena sakit perut Mira mules. Psikolog kerap menyebutnya sebagai psikosomatis yaitu gangguan pada tubuh atau soma karena masalah di pada jiwa atau psiko.

Meskipun sudah banyak film dibuat, gala premiere dan menunggu komentar para penonton "AADC2" membuat psikosomatis itu datang.

Konspirasi semesta

Dalam suasana seperti itu, kami lantas berbicara tentang Yogyakarta yang dipilih sebagai tempat pertemuan Cinta (Dian Sastrowardoyo) dan Rangga (Nicholas Saputra) di "AADC2". Kenapa Yogyakarta, Mira dan Riri tidak menjawab langsung.

Dari pembicaraan sambil melupakan mules, Yogyakarta dipilih karena semua hal yang mendukung pembuatan "AADC2" tersedia.

Di kota ini, semua pihak bisa saling bekerja sama secara alamiah. Semua bisa diajak berkolaborasi dengan natural tidak melulu dan pertama-tama transaksional.

Di Yogyakarta, semesta juga bisa diajak berkonspirasi. Tentu saja, konspirasi semesta mempertemukan Cinta dan Rangga setelah 14 tahun tidak jelas kelanjutan kisahnya. 

Bagi generasi yang tumbuh menjadi remaja di awal tahun 2000, kisah Cinta dan Rangga melegenda.

Dalam konspirasi ini, gala premiere digelar di Yogyakarta. Alasannya, 70 persen lokasi syuting "AADC2" ada di Yogyakarta. Selain itu, membuat kemeriahan tingkat nasional di luar Jakarta adalah cita-cita.

Indonesia tidak hanya Jakarta. Begitu semangatnya. Mirip-mirip tema kampanye membangun Indonesia dari pinggiran kira-kira, meskipun Yogyakarta bukan pinggir-pinggir amat sebenarnya.

Berbicara tentang Indonesia, pembicaraan lantas meloncat pada rencana pemerintah menggalakkan industri kreatif.

Disinggung soal Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan perjalanan Presiden Joko Widodo ke Eropa, salah satunya ke Kota London bersama Kepala Bekraf Triawan Munaf.

Bekraf disinggung saja sambil makan irisan semangka dan pepaya karena tidak jelas apa fokus yang mau dibahas tentang lembaga yang tengah mencari bentuk, kantor, dan anggaran ini.

Energi dan karya-karya kreatif yang terjadi di Yogyakarta sebenarnya bisa jadi awal studi badan ini. Tapi sudahlah. London jauh lebih gebyar dan menarik hati.

Tak lama berselang, Nicholas bergabung. Mengenakan polo shirt putih dan celana pendek biru serta bersandal jepit, Nicholas mengaku baru saja makan malam di warung Bu Ageng bersama beberapa kru "AADC2".

Pembicaraan lantas beralih kembali ke film "AADC2".

Berbeda dengan Mira dan Riri yang terlihat dan mengaku gundah, Nicholas lebih cuek.

Terhadap kemungkinan tanggapan penonton di gala premiere, Nicholas berujar, "Terserah. Semua sudah saya lakukan untuk film ini. Terserah penonton berkomentar apa."

Ucapan Nicholas ini membuat Mira tersenyum dan sejenak melupakan mules. Dalam senyum itu, Mira lantas berencana melihat persiapan terakhir gala premiere dan acara red carpet.

Gala Premiere

Beberapa dari kami lantas berpindah tempat ke Empire Premiere XXI yang berjarak sekitar 7 kilometer dan ditempuh tidak lebih dari 15 menit.

Ini nyamannya Yogyakarta yang masih terjaga. Satu hari bisa mendatangi banyak tempat dan tetap produktif tanpa merasa terengah-engah seperti di Jakarta.

Di Empire, Heri Pemad turun langsung memastikan semua persiapan gala premiere. Pengelola sebagian besar event kesenian di Yogyakarta ini dipasrahi menyiapkan panggung red carpet di bawah purnama.

Di panggung yang nyaris jadi, Mira dan Riri mencek semua kesiapan. Sesekali mereka bergurau mengusir mules dan gundah yang tidak juga hilang.

Selain menyiapkan panggung, Heri Pemad juga dipasrahi mengedarkan 1.000 undangan gala premiere.

Di sela-sela mengawasi detil persiapan panggung, distribusi undangan dilakukan. Saat tengah mengatur distribusi undangan, dua orang perempuan menghampiri Heri Pemad dan mengaku ngidam bertemu Cinta alias Dian Sastrowardoyo untuk itu meminta undangan.

Heri Pemad tidak percaya. Namun, perempuan bernama Annisa yang juga dokter itu itu menunjukkan bukti periksa dokter atas kehamilannya berikut ultrasonografinya (USG).

Tak sanggup menolak lantaran takjub atas kegigihannya, dua undangan diberikan untuk Annisa dan seorang temannya.

Cerita para pemburu undangan gala premiere "AADC2" ini tentu membuat Mira dan Riri lega. Sambutan luar biasa penonton mengurangi mules dan kegundahan akan "AADC2" yang akan mereka lahirkan hari berikutnya.

Betul. Sambutan itu nyata hari berikutnya. Sejak siang, kemeriahan sudah terasa di sekitar Empire Premiere XXI.

Menjelang malam, satu ruas jalan di depan Empire yang ditutup, penuh dengan ratusan orang yang berdiri menanti para bintang "AADC2" melintasi karpet merah.

Mira dan Riri mengawali rombongan "AADC2" melintasi karpet merah. Lampu dan warna karpet yang menyala membantu wajah mereka berbinar meskipun film belum diputar.

Sorak dan teriakan para penggemar menutup risau yang belum juga hilang.

Satu persatu artis pendukung berjalan hingga memuncak pada Nicholas dan Dian. Kehadiran keduanya memunculkan gelombang riuh penuh jeritan dan tepuk tangan.

Kesediaan mereka menyalami para penggemar di luar pagar dan mengajak mereka foto bersama di luar dugaan. Penggemar berteriak-teriak minta bagian.

Sementara keriuhan di karpet merah masih terjadi, semua gang menuju studio di Empire sesak sejak pukul 20.00.

Begitu, pintu studio dibuka, gelombang massa berarak masuk untuk menyaksikan lanjutan kisah Cinta dan Rangga. Saya beruntung mendapat kesempatan nonton di studio 1 bersama semua pemain dan pendukung inti "AADC2".

Di studio 1, kemeriahan masih terjadi sesaat sebelum pemutaran film.

Ketika para pemain satu persatu masuk, sorak-sorai dan tepuk tangan menyambut.

Setelah semua duduk dan lampu di studio 1 meredup, keheningan hadir tiba-tiba. Semua seperti serentak menarik nafas dalam-dalam dengan tingkat ketegangan yang sama.

Saya menoleh ke arah Mira dan Riri di sisi kiri saya. Wajah tegangnya di awal lantas pecah ketika ada kejutan tak terduga di awal film dan disambut gembira.

Kejutan yang mengajak penonton fokus menunggu kisah Cinta dan Rangga sukses hingga 120 menit kemudian film berakhir.

Lantaran nonton bersama para pemain, setiap kali ada pemain tampil untuk pertama kali, ada sorakan dan kerap tepuk tangan.

Misalnya ketika perupa Eko Nugroho disebut namanya. Atau ketika muncul Marzuki "Kill the DJ" Mohamad" menyanyikan musik rap agrarisnya.

Tentu saja, sambutan paling meriah saat Rangga muncul dengan kemisteriusannya.

Mengaduk-aduk emosi

Emosi penonton diaduk-aduk hingga akhirnya semua berdiri bertepuk tangan saat film berakhir.

Sambil terus bertepuk tangan, semua menatap Dian dan Nicholas yang duduk bersebelahan. Di sebelah kiri, Dian didampingi suaminya Indraguna Sutowo.

Belum selesai tepuk tangan, Nicholas sudah memisahkan diri dari Dian dan berjalan ke depan layar.

Dari kejauhan, Dian didampingi suaminya berteriak memuji lawan mainnya sebagai aktor terbaik yang dia kenal. Dian mengaku sebagai penggemar atas kerja-kerja Nicholas sebagai aktor.

Tepuk tangan juga ditujukan kepada Mira dan Riri yang tidak bisa menahan haru. Bergantian, mereka menerima ucapan selamat serta pelukan.

Sekitar 20 menit seusai film, keriuhan sebagai ungkapan perayaan "AADC2" masih berlangsung. Semua pihak yang terlibat dan ada di studio 1 saling memberi selamat atas film yang mereka lihat.

Binar wajah Mira dan Riri kali ini merona alami bukan karena pantulan lampu. Studio 1 masih temaram saat itu.

Jason Tedjakusuma, Kepala Komunikasi Google Indonesia yang ikut menonton di studio 1 mengaku puas dengan "AADC2".

Cerita, akting dan dialog para pemain disebutnya matang serta memberi banyak kejutan.

Kekayaan kultural Yogyakarta dan para senimannya memperkuat film ini.

Menyelesaikan masa lalu

Sementara perayaan kecil di studio 1 dilakukan, purnama dan cerahnya malam membuat  acara penayangan perdana "AADC2" di ruang terbuka menjadi sempurna.

Iseng bertanya ke belasan orang yang telah menonton "AADC2", mayoritas mengaku puas.

Pertanyaan berikutnya, kenangan apa yang muncul selama menonton? Sebanyak 7 dari 10 orang menjawab kisah cinta atau mantan.

Pertanyaan terakhir, apa yang akan dilakukan dengan ingatan itu?  Sebanyak 5 dari 10 menjawab akan menyelesaikan. Kalau bisa, diselesaikan di Yogyakarta.

Beberapa saya tanya kenapa memilih Yogyakarta? Mereka yang menjawab mengatakan, "AADC2" telah membimbing dan memberi panduan detilnya. Optimisme ada di antara mereka karena suksesnya kisah Rangga dan Cinta.

Film "AADC2" patut jadi rujukan untuk menyelesaikan persoalan di masa lalu untuk pijakan di masa depan. 

Syarat untuk menyelesaikannya adalah menjumpai masa lalu secara langsung tanpa perantara. Berikutnya, mendengar semua versi kebenaran yang ada berikut fakta dan bukti pendukungnya.

Setelah itu, dengan sikap terbuka menerima segala kemungkinan dan bagaimana perjumpaan dengan masa lalu itu mengarahkan jalan ke masa depan. 

Karena tidak semua versi kebenaran adalah benar, meminta maaf jika ternyata tidak benar adalah landasan terjadinya perbaikan hubungan.

Tanpa kesediaan meminta maaf, masa lalu akan terus menghantui lantaran semua versi diyakini benar.

Oya, sebagai bocoran, Cinta dan Rangga memiliki pilihan politik yang sama saat Pemilu Presiden 2014 lalu.

Atas pilihan politiknya itu, Cinta dan Rangga senyam-senyum saja saat ditanya bagaimana pemerintahan saat ini berjalan.

Tidak cukup jelas apa makna senyam-senyum itu.

Senyam-senyum itu bagi saya merupakan ekspresi mereka atas ketidakjelasan pemerintah menyikapi masalah di masa lalu.

Soal kejelasan sikap atas masa lalu, Rangga yang misterius dengan sangat tegas mengemukakan, "Meminta maaf dengan tangan terbuka dan mendapati keajaiban datang setelah itu."

Selamat mengenang masa lalu dan bernostalgia bersama Cinta dan Rangga.

Untuk yang masih punya masalah di masa lalu, mari dengan tangan terbuka meminta maaf dan menyelesaikannya.

Hidup tanpa beban di masa lalu lebih menyenangkan dan membuka banyak peluang serta keajaiban.

Cinta dan Rangga sudah membuktikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com