Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Membusuk dari Bagian Kepala

Kompas.com - 24/04/2016, 09:36 WIB

Inilah realitas di negeri kita yang tidak terselesaikan: masalah terbesar terletak di elite atau pembesar negeri. Ibarat pepatah kuno, "ikan lebih cepat membusuk di bagian kepalanya" (a fish rots from the head down).

Bayangkan sudah berapa banyak pemimpin dan politisi terjerat korupsi, tetapi tak juga memberi efek jera, apalagi sadar diri.

Sampai sekarang, belum ada obat atau terapi mujarab yang dapat menyembuhkan problem di bagian "kepala ikan" itu.

Sejak Reformasi sekitar 18 tahun silam, problemnya tetap sama. Sebetulnya boleh dikata hampir tidak ada kemajuan signifikan sejak rezim otoriter Orde Baru tumbang tahun 1998, dibanding sejumlah peristiwa buruk yang membebani bangsa ini.

Kalau rata-rata siklus perubahan politik sekitar 20 tahun saja, maka sebentar lagi siklus Reformasi akan berakhir. Namun, kita seperti jalan di tempat. Berputar-putar di situ-situ saja.

Ibarat mengisi air di ember bolong, perjalanan demokrasi pasca era Reformasi ini sangat melelahkan dan menjengkelkan. Kita membuang-buang waktu saja.

Ternyata, betapa sulit membangun karakter pemimpin yang bermoral. Padahal moralitas menjadi fondasi utama bagi seorang pemimpin.

Rakyat butuh pemimpin yang memberi keteladanan yang baik. Jika tidak, siapa yang mau memercayai?

Soal rendahnya moralitas, Franz Magnis-Suseno (1992) memberi contoh Konrad Hermann Josef Adenauer (1876-1967), kanselir pertama Republik Federasi Jerman (1949-1963).

Sewaktu memimpin sidang, seorang politisi muda marah kepadanya, "Bagaimana mungkin Anda mengatakan berbeda dari yang Anda katakan sebulan silam?"

"Peduli apa dengan omongan saya yang kemarin-kemarin," jawab Adenauer. Bagaimana politisi seperti itu bisa dipercaya?

Para politisi yang kemudian memegang kekuasaan, saat kampanye selalu menjanjikan gula-gula yang manis. Namun, selalu lebih banyak terasa pahit.

Seribu janji dilontarkan, tetapi yang muncul juga seribu dusta. Padahal mereka sudah disumpah pula sebelum menduduki kursi kekuasaan.

Ketika agenda reformasi memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), para pemimpin (lokal maupun nasional) di negeri ini tetap saja banyak yang korup. Tidak sedikit petinggi negeri ini kehilangan kepekaan ataupun sense of crisis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com