JAKARTA, KOMPAS.com - Raden Ajeng Kartini wafat di usianya ke-25 pada 17 September 1904. Namun, Ketua Bidang Kesehatan Perempuan dan Anak DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu menilai pemikiran dan perjuangan Kartini masih relevan untuk diperjuangkan hingga saat ini.
Meski saat ini kebebasan dan keterbukaan telah direngkuh perempuan, namun dia menilai perjuangan belum selesai dan perempuan tidak boleh surut berjuang.
Salah satu sosok yang kini masih memperjuangkan semangat Kartini, menurut dia, adalah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Ibu Megawati tahan mental dalam tekanan politik Orde Baru sedangkan Kartini sejak usia belia sudah berjuang dibawah tekanan budaya saat itu," ujar Sri dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/4/2016).
"Kekuataan mental beliau berdua adalah teladan bagi semua kader, khususnya perempuan," kata dia.
Selain menganut perjuangan yang serupa dengan Kartini, menurut Sri, Megawati juga berhasil membawa PDI-P menjadi partai politik yang peduli terhadap perempuan.
PDI-P memberikan kesempatan perempuan seluasnya berkiprah di masyarakat melalui partai politik baik di legislatif maupun eksekutif.
Hal itu diamanatkan dalam AD/ART pasal 20 dan pasal 101 hasil Kongres IV 2015.
"Kini kesempatan telah terbuka, perempuan harus percaya diri, ulet, mandiri, bermental kuat, tidak patah semangat, sehingga tidak terpengaruh untuk korupsi," ucap Ketua DPP PDI-P ini.
Dalam memperingati Hari Kartini 2016 yang jatuh pada hari Kamis ini, lanjut Sri, DPP PDI-P pun menegaskan kembali target kerja untuk menunjukkan keberpihakan terhadap perempuan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.