Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Panama dan Jurnalisme Perlahan

Kompas.com - 13/04/2016, 17:43 WIB

Ruang redaksi tidak lagi menjadi tempat di mana para wartawan mengembangkan refleksi permasalahan kemanusiaan yang kompleks (C Gibbs dan T Warhover, 2002).

Berbagai masalah, khususnya yang menyangkut konflik, bencana, kecelakaan, dan sensasi, terlalu cepat dikategorikan dalam sekat-sekat alam pikiran yang sedang trendi.

Ada kebiasaan bila ingin memberitakan kejadian menjadi sesuatu yang "baru" dan "riil", perlu diberi angle yang menonjolkan konflik, drama, sosok penjahat atau korban. Lalu, agar tulisan tidak membosankan, ia harus dibuat singkat, datar, dan tidak bernuansa (U Haagerup, 2014).

Tentu bagi para wartawan profesional, situasi tersebut membuat frustrasi. Banyak wartawan hebat merasa lebih baik keluar, pindah atau menerbitkan media lain yang memberi ruang untuk penulisan dan peliputan kreatif.

Contoh menarik adalah keputusan Rob Orchard dan Marcus Webb, dua editor dari Time Out Dubai, untuk keluar dari koran populer itu dan pada 2011 menerbitkan majalah Delayed Gratification di Inggris.

"Dewasa ini, para wartawan terus dipecut untuk membuat breaking news di Twitter dan media sosial. Kami ingin memberi tempat perlindungan bagi wartawan agar punya waktu untuk menanggapi berita dan menemukan berbagai kisah yang tidak kelihatan saat berita pertama muncul," kata Orchard.

Delayed Gratification diterbitkan tiga bulan sekali dengan pendekatan jurnalisme perlahan. Setiap terbitan membahas isu tiga bulan yang lampau.

Nilai yang dianut adalah "being right above being first" : menjadi (pemberita) yang benar lebih utama ketimbang menjadi (pemberita) yang pertama.

Semoga dengan publikasi Dokumen Panama, media kembali ke nilai-nilai dasar mereka, seperti tercantum dalam kode etik jurnalistik.

H Witdarmono
Wartawan, penerbit media anak, tinggal di Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com