Pada Jumat (1/4) pagi hingga sore hari lalu, Presiden Joko Widodo berturut-turut tak hanya memanggil Sekretaris Kabinet Pramono Anung ke Istana Merdeka, tetapi juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Istana Merdeka, Jakarta.
Hampir dua jam lebih, secara bergantian Pramono dan Pratikno diajak Presiden Jokowi mendiskusikan banyak hal, di antaranya soal perombakan kabinet yang sebelumnya sudah dibicarakan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum Wapres mengikuti Konferensi Boao Forum Asia di Provinsi Hainan, Tiongkok, dan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Nuklir di Washington DC, Amerika Serikat.
Setelah memanggil Pramono dan Pratikno, Presiden Jokowi mengundang Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat H Wiranto.
Selesai Wiranto, Presiden Jokowi juga memanggil Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, yang baru mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Presiden Jokowi sendiri sebelumnya sudah mengundang Ketua Umum PDI-P Megawati Soekanoputri ke Istana Merdeka untuk meminta izin mengganti dua menteri yang dinilainya kurang kinerja dan kesehatannya.
Dengan pemanggilan tersebut, Presiden Jokowi disebut-sebut "sudah di ubun-ubun" untuk mengumumkan perombakan kabinet meskipun Wapres saat itu masih berada di AS dan akan menuju Jepang.
Dari proses selama itu, Jokowi disebut-sebut sudah memiliki daftar sejumlah menteri yang akan dicopot dan beberapa nama calon yang akan menggantikannya.
Hanya, pertanyaannya, apakah rencana tersebut sudah dibahas bersama dengan Kalla?
Bahkan, akibat keinginan Presiden Jokowi yang disebut-sebut sudah menggebu-gebu ingin memperbaiki kinerja kabinetnya dengan reshuffle, sempat dikhawatirkan mengabaikan kehadiran Wapres Kalla yang masih berada di AS, walaupun rasa-rasanya tak mungkin Presiden Jokowi melakukan hal itu.
Pratikno yang dihubungi Kompas tak berkomentar. Demikian pula Pramono hanya tertawa saat dikonfirmasi dan tak mau berbicara.
Di sela-sela kunjungan kerjanya di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (31/3) waktu setempat atau Jumat (1/4) dini hari waktu Indonesia bagian barat, Wapres Kalla justru dengan tenang menjawab, "Sudah ada evaluasi, bagaimana agar kabinet ini bekerja lebih efektif. Presiden setiap saat bisa melakukan perombakan kabinet."
Namun, Wapres tak menjelaskan, perombakan kabinet tersebut perlu kehadirannya atau tidak (Kompas, 1/4).
Memang, perombakan kabinet pada saat itu akhirnya tidak jadi. Seperti menunggu Wapres pulang dari Jepang pada Rabu (6/4), Presiden Jokowi juga melakukan kunjungan kerja ke Maluku, Papua, dan Papua Barat.