Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipilih Aklamasi Jadi Wakil Ketua MK, Anwar Usman Dianggap Mampu Duet dengan Arief Hidayat

Kompas.com - 11/04/2016, 18:46 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Konstitusi (MK) mengadakan pemilihan wakil ketua yang digelar dalam Rapat Permusyawarahan Hakim (RPH) di ruang RPH, Senin (11/4/2016).

Anwar Usman terpilih kembali menjadi Wakil Ketua MK periode 2016-2018. Anwar dipilih berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan aklamasi yang dilakukan secara tertutup di ruang RPH.

Setelah Anwar Usman terpilih, setiap hakim konstitusi dimintai pendapatnya bila ada ketidaksetujuan. Namun, sembilan hakim konstitusi menyatakan setuju atas terpilihnya Anwar.

Sembilan hakim konstitusi tersebut antara lain Arief Hidayat, Maria Farida Indrati, Patralis Akbar, Wahiduddin Adams, Manahan M.P. Sitompul, Suhartoyo, Aswanto, I Dewa Gede Palguna.

(Baca: Terpilih Kembali Jadi Wakil Ketua MK, Anwar Usman Ucap "Innalillahi...")

Arief menjabarkan alasan sejumlah hakim konstitusi tetap mempertahakan Anwar menjadi Wakil Ketua MK.

"Prof. Aswanto sampaikan pandangnan duet tanpa iringan lagu antara ketua dan Anwar, dianggap kompak. Sebetulnya siapa yang jadi ketua dan wakil itu tidak ada bedanya, karena kami bersembilan bekerja bersama. Pembedanya hanya masalah administratif," ujar Arief di Gedung MK, Senin (11/4/2016).

(Baca: Anwar Usman Terpilih Kembali Menjadi Wakil Ketua MK)

Sebelumnya, Anwar Usman menyelesaikan masa jabatannya sebagai hakim konstitusi periode pertama pada 6 April 2016 lalu. Mahkamah Agung kemudian memperpanjang jabatan Anwar periode kedua tahun 2016-2021.

Anwar mengucapkan sumpahnya sebagai hakim konstitusi periode kedua pada Kamis (7/4/2016) lalu di Istana Negara. Anwar Usman merupakan hakim Konstitusi yang berasal dari Mahkamah Agung.

Selain Anwar, dua orang lainnya yang juga berasal dari Mahkamah Agung adalah Suhartoyo dan Manahan M. P. Sitompul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com