Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Jayalah Sayap Tanah Airku, Angkatan Udara yang Kucinta!

Kompas.com - 09/04/2016, 06:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Angkatan Udara tertua di dunia adalah Angkatan Udara Kerajaan Inggris, RAF, Royal Air Force yang telah dibentuk sebagai angkatan yang mandiri sejak tanggal 1 April 1918. Tiga tahun setelah itu, di bulan Maret 1921 Australia mendirikan Angkatan Udaranya dengan nama RAAF, Royal Australian Air Force.

Sementara Amerika Serikat, pada awalnya, korps dan kekuatan udaranya merupakan bagian dari sebuah divisi di Angkatan Darat. Baru pada 18 September 1947 korps udara yang merupakan bagian dari Angkatan Darat Amerika berpisah dan berdiri sendiri sebagai angkatan dengan nama United State Air Force (USAF).

Sementara itu pada setiap 9 April, Angkatan Udara Republik Indonesia selalu memperingatinya sebagai hari Angkatan Udara. Berawal dari tanggal 9 April 1946 atau kadang dikenal sebagai "9446".

Tepat 70 tahun yang lalu telah dilaksanakan peningkatan TKR Jawatan Penerbangan menjadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara melalui Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD tahun 1946 tertanggal 9 April 1946.

Itu sebabnya, setiap tanggal 9 April, Keluarga Besar Angkatan Udara memperingatinya sebagai momentum bersejarah dari berubahnya TKR Jawatan Penerbangan menjadi TRI Angkatan Udara.

Dalam sejarah perjalanannya, tanggal 9 April pernah diperingati sebagai Hari Pengesahan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara. Pernah pula diperingati sebagai Hari Jadi AURI, kemudian dirayakan sebagai Hari Ulang Tahun AURI. Bahkan pernah dirayakan sebagai Hari Penerbangan Nasional dan setelah itu dirayakan sebagai Hari Angkatan Udara Republik Indonesia.

Keseluruhan rangkaian perubahan sebutan peringatan 9 April tersebut merupakan refleksi perhatian yang besar dari banyak pihak dalam mewujudkan rasa bangga terhadap Angkatan Udara. Angkatan Udara dinilai sebagai salah satu pilar negara untuk mempertahankan sekaligus mengangkat derajat dan martabat bangsa yang berdaulat dengan memiliki “national airpower” yang kuat.

Tanggal magis

Tanggal 9 April, sejatinya memang tanggal yang penuh dengan daya tarik “magis” yang sangat kuat , “barangkali” . Tanggal 9 April 2009, menjadi sedikit “istimewa” karena kembali 9 April telah digunakan serta sekaligus menorehkan sejarahnya karena ditentukan sebagai hari untuk dilaksanakannya pemilihan umum.

Banyak teman, handai taulan, sahabat dan kerabat yang kemudian menanyakan, bagaimana Angkatan Udara memandang hal ini. Pada 9 April telah ditentukan sebagai hari pelaksanaan pemilu, padahal sebenarnya hari itu adalah merupakan hari besar Angkatan Udara?

Seperti diketahui bersama, Keluarga Besar Angkatan Udara, dengan besar hati dan lapang dada serta jiwa besar, kala itu kemudian memundurkan peringatan 9 April nya ke tanggal 15 April.

Sebagaimana biasanya, peringatan dilaksanakan dengan menggelar upacara hikmat yang dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Ini diambil semata-mata untuk memberikan kesempatan 9 April diambil alih sebagai hari dilaksanakannya Pemilu tahun 2009.

Sejatinya, Keluarga Besar Angkatan Udara selalu berpedoman kepada apa yang pernah diucapkan oleh Bapak AURI, Suryadarma: “Pada saat engkau terbang tinggi di angkasa raya, semua berada di bawahmu! Akan tetapi, tempatkanlah hatimu di bawah mereka semua!”

Demikianlah jawaban saya kepada banyak pertanyaan yang datang kepada saya di awal tahun 2009. Semoga ini dapat menjadi jawaban bagi siapa saja yang pernah, tengah dan akan bertanya “Mengapa 9 April di tahun 2009 itu dengan mudah saja digunakan sebagai hari dilaksanakannya Pemilu?”

Sengaja saya mengetengahkan ucapan Bapak AURI Suryadarma, karena beliaulah sejatinya yang bersama-sama dengan para perintis Angkatan Udara membangun kekuatan udara negara ini dari nol besar sampai dengan sekuat saat berperan dalam mengembalikan Irian Barat sebagai wilayah Kedaulatan Republik Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com